HARIAN MERAPI - Universitas Islam Indonesia (UII) kembali meneguhkan perannya sebagai kampus yang memadukan keunggulan akademik dan nilai keislaman dengan mengukuhkan Prof. Ir. Eko Siswoyo, S.T., M.Sc.ES., Ph.D., IPU. sebagai Guru Besar Bidang Rekayasa Pengolahan Air dan Limbah, Selasa (16/12/2025). Pengukuhan ini menandai perjalanan panjang seorang akademisi yang konsisten mengabdikan ilmu pengetahuan untuk keberlanjutan lingkungan dan kemaslahatan umat.
Dalam pidato pengukuhannya berjudul “Inovasi Pengolahan Air dan Limbah Berkelanjutan Menggunakan Adsorben Ramah Lingkungan”, Prof. Eko menegaskan bahwa air bukan sekadar objek teknis, melainkan fondasi kehidupan dan peradaban. Krisis air bersih, pencemaran logam berat, serta degradasi lingkungan global adalah persoalan ilmiah yang sekaligus menyentuh dimensi etika dan spiritual manusia.
Baca Juga: UII dan BRIN Serukan Sinergi Nasional Menuju Riset Berkelanjutan yang Membumi
Melalui riset panjangnya, Prof. Eko mengembangkan teknologi adsorpsi berbasis material ramah lingkungan—murah, efisien, dan mudah diaplikasikan—sebagai solusi nyata bagi tantangan pengelolaan air, khususnya di negara berkembang.
Pidato tersebut tidak hanya sarat data dan temuan ilmiah, tetapi juga kaya refleksi filosofis dan religius.
Prof. Eko mengingatkan bahwa kerusakan lingkungan pada hakikatnya bersumber dari ulah manusia sendiri. Karena itu, ilmu pengetahuan harus diarahkan untuk memperbaiki, bukan sekadar mengeksploitasi. Riset, dalam pandangannya, adalah bagian dari amanah dan ibadah—ikhtiar menjaga keseimbangan ciptaan Allah SWT.
Baca Juga: Mahasiswi UII Ungkap Potensi Besar dari Limbah Padi untuk Masa Depan Energi Bersih
Menurut Widodo Brontowiyono, kolega dekat sekaligus Guru Besar Teknik Lingkungan UII, pengukuhan Prof. Eko sebagai profesor adalah sesuatu yang sudah sangat layak. Dalam wawancara dengan Harian Merapi, Widodo menyampaikan bahwa Prof. Eko dikenal sangat produktif dalam karya ilmiah, khususnya publikasi di jurnal internasional bereputasi.
“Riset beliau sangat kuat dan konsisten. Jaringan internasionalnya luas, terutama dengan berbagai perguruan tinggi di Asia dan Jepang,” ujarnya.
Selain aktif sebagai dosen dan peneliti, Prof. Eko saat ini juga dipercaya sebagai Ketua Badan Kerja Sama Perguruan Penyelenggara Pendidikan Tinggi Teknik Lingkungan (Bakerma TL) Indonesia, sebuah forum strategis yang menghubungkan dan menyinergikan program studi Teknik Lingkungan dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Peran ini menempatkan Prof. Eko tidak hanya sebagai ilmuwan, tetapi juga sebagai penggerak kolaborasi nasional dalam pengembangan pendidikan dan keilmuan Teknik Lingkungan.
Baca Juga: MPI Fair 2025 UIN SuKa Yogyakarta hadirkan influencer Sadam Permana, bahas isu Gen Z terkini
Di bidang pendidikan, Prof. Eko dikenal sebagai sosok yang serius membangun budaya akademik global. Ia mendorong mahasiswa untuk aktif berbahasa Inggris sebagai bagian dari kesiapan menghadapi dunia internasional. Semangat itu juga diterapkan di lingkungan kerja. Di Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) UII, tempat ia bertugas, komunikasi berbahasa Inggris dibiasakan setiap hari Rabu dan Kamis—sebuah langkah kecil namun konsisten untuk membangun atmosfer akademik berkelas dunia.
Di luar capaian akademik, Prof. Eko dikenal sebagai pribadi yang disiplin, tegas namun lembut, rendah hati, dan sederhana. Ibadahnya terjaga—rajin puasa Senin dan Kamis, shalat tepat waktu, serta berusaha selalu berjamaah di masjid. Dalam keseharian, ia lebih sering datang ke kampus dengan sepeda motor, meski memiliki mobil.
Baca Juga: LPS dan UGM Kembali Teken Kerja Sama, Perluas Kolaborasi di Dunia Pendidikan
Kepada mahasiswa dan koleganya, Prof. Eko kerap menanamkan prinsip hidup yang ia pegang teguh: “Barang siapa membantu mempermudah urusan orang lain, insya Allah urusannya pun akan dimudahkan oleh Allah.” Prinsip ini tercermin dalam sikapnya yang terbuka, membantu, dan tidak mempersulit, baik dalam urusan akademik maupun kemanusiaan.