Menurut data yang dipaparkan, sektor kesehatan dunia menyumbang hingga 4,4% emisi gas rumah kaca, sehingga fasilitas kesehatan perlu melakukan efisiensi energi, efisiensi air, pengelolaan limbah ramah lingkungan, serta penerapan green procurement. Termasuk di dalamnya perubahan standar internasional seperti JCI Edisi 8 yang kini memberi bobot pada keberlanjutan dan jejak karbon.
Sementara Dr. Andik Yulianto dan Any Juliany yang masing-masing sebagai Kaprodi S2 Teknik Lingkungan dan S1 Teknik Lingkungan menegaskan bahwa kurikulum dan model pembelajaran di Teknik Lingkungan UII sudah sejalan dengan issue green jobs tersebut, hanya perlu penguatan di sektor tertentu.
Sementara Dr. Eng Awaludin Nurmiyanto menegaskan bahwa aspek micro credential berpotensi dikembangkan untuk membekali kehalian tambahan kepada para calon lulusan di Teknik Lingkungan.
Hadir juga dalam workshop anggota Advisory Board yang lain antara lain Prof. Dr-Ing. Misri Gozan dari PII Pusat; Fahmi Hamim MSc dari Pertamina; Donan Wijaya MSc dari DLHK DIY, dan Imam Ferisandi MS yang sedang ambil S3 di UI Jakarta – Ketua IKA Teknik Lingkungan UII.
Melalui workshop ini, Jurusan Teknik Lingkungan UII menegaskan komitmennya menjadi pusat pemikiran strategis dalam isu lingkungan, energi, dan keberlanjutan. Dengan dukungan para ahli, UII berharap dapat berkontribusi dalam merumuskan solusi yang tidak hanya mendorong energi hijau, tetapi juga memastikan lingkungan tetap terlindungi di masa depan.
Workshop ini menjadi bukti komitmen Jurusan Teknik Lingkungan UII—baik Prodi S1 maupun Magister—dalam memperkuat kapasitas akademik dan profesional untuk menjawab tantangan green jobs. Dengan sinergi antara akademisi, praktisi, dan regulator, UII berharap dapat menjadi pusat keunggulan dalam menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten di era ekonomi hijau. *