HARIAN MERAPI - Rektor UKSW Salatiga, Intiyas Utami memamerkan inovasi jamur yang memiliki kebun hidroponik. Saat ini dikembangkan bersama alumni UKSW.
Demikian kata Intiyas Utami kepada wartawan usai membuka Gelar Inovasi Harmonis Nusantara (GIHN) di kampus tersebut, Selasa, (7/10/2025).
Ia menegaskan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga mendorong hasil riset dan karya inovasi civitas akademikanya agar tidak berhenti di tahap konsep atau laboratorium.
Baca Juga: KPK Ungkap Modus Jual Beli Kuota Haji 2024 oleh Travel Ilegal, Uang Dikembalikan Nyaris Rp100 Miliar
Hasil riset harus berlanjut hingga proses hilirisasi yang bermanfaat langsung bagi masyarakat dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional.
"Kami ingin produk inovasi yang dihasilkan tidak berhenti di meja penelitian. Harus sampai ke masyarakat dan memberikan manfaat. Salah satu contohnya, inovasi jamur yang kami kembangkan bersama alumni yang memiliki kebun hidroponik kini sudah bisa dinikmati masyarakat," kata Intinyas Utami
Menurutnya, melalui GIHN, mahasiswa dan dosen didorong untuk menghasilkan inovasi yang mampu menjawab permasalahan bangsa, termasuk di bidang pangan dan kesejahteraan masyarakat.
Kolaborasi dengan alumni menjadi salah satu kunci keberlanjutan riset.
Inovasi jamur tersebut merupakan bagian dari upaya UKSW dalam memperkuat ketahanan pangan nasional, sekaligus menjadi model kemitraan antara perguruan tinggi dan dunia usaha.
GIHN tahun ini, sebanyak 15 fakultas dan 64 program studi di UKSW menampilkan beragam karya inovatif, mulai dari modul pembelajaran, produk makanan dan kesehatan, hingga kosmetik berbasis bahan alami.
Baca Juga: BRI Peduli kembali meluncurkan Program Pemberdayaan Purna Pekerja Migran Indonesia di Lombok
Inovasi-inovasi tersebut menjadi bukti bahwa kampus tidak hanya menjadi pusat ilmu pengetahuan, tetapi juga motor penggerak pembangunan melalui riset terapan. *