Nyontek dan pendidikan karakter

photo author
- Senin, 28 April 2025 | 15:45 WIB
Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian. ( ANTARA/Walda Marison )
Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian. ( ANTARA/Walda Marison )

HARIAN MERAPI - Pendidikan karakter terhadap seluruh siswa di Tanah Air perlua da penguatan sebagai upaya untuk mengatasi persoalan tingginya angka menyontek di Indonesia saat ini.

"Kepada pemangku kepentingan pendidikan, baik guru hingga pemerintah, tentu harus memperkuat pendidikan karakter secara menyeluruh," kata Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian, dalam keterangan yang dikonfirmasi di Jakarta, Senin (28/4/2025).

"Pendidikan karakter tidak hanya melalui kurikulum formal, tetapi juga melalui keteladanan, iklim sekolah yang sehat, serta sistem evaluasi yang tidak melulu berbasis nilai ujian," imbuhnya seperti dilansir Antara.

Ia pun menilai fenomena tingginya angka menyontek itu menunjukkan bahwa pendidikan di Indonesia masih terlalu menitikberatkan keberhasilan siswa pada capaian akademik semata.

Baca Juga: KPSI Simpul Yogyakarta gelar Syawalan dan Pameran Karya. Berikut beberapa karya yang dipamerkan

Sementara nilai kejujuran dan tanggung jawab, menurut dia, hal itu belum sepenuhnya tertanam kuat dalam diri siswa maupun mahasiswa.

"Hal ini harus menjadi bahan evaluasi, bukan hanya pemangku kepentingan bidang pendidikan, tetapi bagi kita semua terhadap sistem pendidikan nasional, terutama dalam aspek pembentukan karakter, integritas, dan etika peserta didik," ucap Hetifah.

etifah juga mengatakan guru dan dosen perlu menanamkan nilai integritas dalam proses pembelajaran. Menurutnya, fenomena menyontek menjadi peringatan bahwa pendidikan di Indonesia tidak hanya perlu mencetak generasi cerdas, tetapi juga generasi yang jujur dan bertanggung jawab.

"Keluarga dan masyarakat juga harus berperan. Orang tua harus menanamkan nilai kejujuran sejak dini, serta tidak hanya menuntut anak untuk berprestasi secara akademik, tetapi juga mendukung proses belajar yang sehat dan bermakna," ucap Hetifah.

Baca Juga: Inilah kontroversi miras ikonik di Yogya

Sebelumnya, diketahui Survei Penilaian Integritas (SPI) Pendidikan 2024 yang diluncurkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menunjukkan beberapa temuan yang menarik berkaitan dengan kondisi integritas pendidikan di Indonesia.

Temuan pertama ialah dalam kejujuran akademik, kasus menyontek masih ditemukan pada 78 persen sekolah dan 98 persen kampus.

Dengan kata lain menyontek masih terjadi pada mayoritas sekolah maupun kampus. Sementara untuk kasus plagiarisme, hasil SPI Pendidikan 2025 masih menemukan angka 43 persen pada kampus dan 6 persen pada sekolah.(*)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X