Jumlah insinyur Indonesia masih sedikit, sarjana teknik didorong ikut Program Studi Program Profesi Insinyur

photo author
- Selasa, 3 Oktober 2023 | 14:30 WIB
Rangkaian acara Sumpah Profesi Insinyur di UMY, antara lain dihadiri Ketua Badan Pelaksana Program Profesi Insinyur-PII, Prof Ir Asep Kurnia Permadi.  (Dok.UMY)
Rangkaian acara Sumpah Profesi Insinyur di UMY, antara lain dihadiri Ketua Badan Pelaksana Program Profesi Insinyur-PII, Prof Ir Asep Kurnia Permadi. (Dok.UMY)

HARIAN MERAPI - Data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mencatat ada sekitar 2.671 insinyur per 1 juta penduduk di Indonesia.

Angka tersebut masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan Vietnam yang memiliki 9.000 insinyur per 1 juta penduduk dan Korea Selatan 25.000 insinyur per 1 juta penduduk.

Jadi, jumlah insinyur di Indonesia masih sangat sedikit bahkan jauh dari kata ideal ketika dibandingkan dengan negara-negara lain termasuk negara-negara tetangga.

Baca Juga: Erick Thohir sebut penyelewengan di Dapen BUMN sebagai tindakan biadab, minta Jaksa Agung tidak pandang bulu

Demikian diungkap Ketua Badan Pelaksana Program Profesi Insinyur, Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Prof Ir Asep Kurnia Permadi MSc PhD IPU ASEAN Eng, dalam acara Sumpah Profesi Insinyur di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), baru-baru ini.

Dijelaskan pula oleh Prof Asep, Wakil Presiden RI, KH Ma’ruf Amin dalam kongres PII 2021 pernah menuturkan, jumlah insinyur Indonesia masih sangat sedikit.

“Indonesia masih memerlukan 300 ribu insinyur, bahkan dalam konteks tertentu, Indonesia masih membutuhkan 1 juta insinyur,” jelas Asep menirukan yang pernah dijelaskan KH Ma’ruf Amin.

Adapun salah satu cara meningkatkan jumlah insinyur di Indonesia, lanjutnya, yakni mendorong lebih banyak sarjana teknik untuk mengikuti Program Studi Program Profesi Insinyur (PSPPI).

Baca Juga: Penggelapan 40 mobil sewaan berhasil dibongkar di Mukomuko, begini modusnya

Saat ini, ada sekitar 49 perguruan tinggi di Indonesia yang menyelenggarakan PSPPI, tetapi kumulatif lulusannya masih jauh dari kebutuhan yang ada.

“Tantangan seperti ini tak hanya menjadi tanggungjawab PII sebagai penyelenggara PSPII, namun juga melibatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjadi insinyur profesional,” tandas.

Ditambahkan Asep, insinyur Indonesia menghadapi tantangan global yang relatif berat.

Terutama status Indonesia sebagai negara yang belum bisa mandiri seperti halnya negara-negara maju yang lain.

Baca Juga: Amanda Manopo dicecar 34 pertanyaan oleh penyidik, ini materi yang ditanyakan

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Husein Effendi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X