HARIAN MERAPI - Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dilaksanakan di Gedung AR. Fachruddin B Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) selama tiga hari.
Dalam sambutannya ketika pembukaan Rakernas LHKP PP Muhammadiyah, Jumat (29/9/2023), Rektor UMY, Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P., IPM., ASEAN Eng mengucapkan selamat datang kepada segenap peserta Rakernas tersebut.
Diharapkan pula, semua rangkaian acara Rakernas LHKP PP Muhammadiyah dapat berjalan lancar, sukses dan menghasilkan banyak keputusan bermanfaat.
Baca Juga: Lima hambatan anak usia dini berkebutuhan khusus (abk), diantaranya anak dengan hambatan penglihatan
Menurutnya, marwah Muhammadiyah tidak pernah terombang-ambing dan Muhammadiyah selalu memilki sikap dengan identitas dan nilai-nilai independensi.
“Hal ini juga berlaku dalam menyikapi isu-isu politik yang ada di Indonesia,” ungkap Prof Gunawan.
Bahkan ikut serta dalam aspek politik dengan menjadi perwakilan Muhammadiyah di pemerintah termasuk hal sangat penting, misalnya dengan menjadi anggota DPR, DPRD dan lainnya.
Namun sangat diharapkan, harus tetap memegang kaidah-kaidah Islam dengan selalu ingat, mengemban beban tugas untuk mendeskripsikan, melakukan eksplanasi dan komparasi terhadap fenomena politik yang muncul.
Sedangkan Dr. phil. Ridho Al-Hamdi, S.Fil.I., MA., selaku Ketua LHKP PP Muhammadiyah menjelaskan, peran Muhammadiyah dalam aksi pelayanan perlu dibuktikan dalam ruang publik, baik di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota hingga desa-desa.
“Untuk Rakernas LHKP PP Muhammadiyah kali ini diikuti oleh perwakilan dari 28 provinsi yang ada di Indonesia,” ungkap Ridho.
Adapun tema yang diusung, yakni "Konsolidasi Politik Kebangsaan Muhammadiyah Menuju Indonesia Berkeadaban."
Tema ini, lanjutnya, memiliki relevansi dengan iklim demokrasi yang beradab, sehat dan berkemajuan di tengah situasi politik yang semakin miskin akan nilai-nilai etika.
Sementara itu Dr. H. M. Busyro Muqoddas, SH., M.Hum. selaku Ketua PP Muhammadiyah memaparkan, Muhammadiyah terus bergerak dengan aksi-aksi konkret.
“Anggota Muhammadiyah bukan hanya berliterasi dan bernarasi, namun juga mengaktualisasikan setiap gerakan dengan bukti yang nyata. Narasi tanpa aktualisasi sama dengan halusinasi saja,” tuturnya.