SUKOHARJO, harianmerapi.com - Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Corona Sukoharjo mencatat update per 25 Agustus 2021 diketahui ada kenaikan kasus meninggal dunia mencapai 119 kasus.
Tambahan angka tersebut membuat akumulasi kasus meninggal dunia per 26 Agustus 2021 mencapai 1.028 kasus.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Corona Sukoharjo Yunia Wahdiyati, Jumat (27/8/2021) mengatakan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Corona Sukoharjo mencatat update per 25 Agustus 2021 diketahui ada kenaikan kasus meninggal dunia mencapai 119 kasus.
Namun demikian tingginya angka tersebut sebanyak 119 kasus meninggal dunia tidak terjadi dalam satu hari pada 25 Agustus 2021. Tambahan angka meninggal dunia tersebut berasal dari data meninggal dunia yang tertunda atau delay karena hasil swab PCR yang baru keluar pada 25 Agustus 2021.
Baca Juga: Salak Nglumut Organik Magelang Curi Perhatian Masyarakat China
Sedangkan kasus meninggal dunia sendiri tersebut sudah terjadi beberapa waktu lalu dan bukan meninggal pada 25 Agustus 2021.
Sebanyak 119 kasus meninggal dunia yang tercatat pada 25 Agustus 2021 ditemukan merata di 12 kecamatan. Kasus meninggal dunia tersebut sudah menjalani swab PCR.
"Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Corona Sukoharjo mencatat beberapa waktu lalu banyak muncul kasus suspek dengan gejala virus Corona meninggal dunia. Saat itu sudah dilakukan swab PCR dan hasilnya tertunda sehingga terakumulasi dan keluar pada 25 Agustus 2021 sebanyak 119 kasus," ujarnya.
Yunia menjelaskan, data meninggal dunia pada 25 Agustus 2021 hanya sekitar enam kasus saja. Angka tersebut ditemukan dalam satu hari setelah ada temuan kasus meninggal dunia.
Baca Juga: Terung Ungu Hindarkan Penyakit Jantung
"Kasus positif virus Corona di Kabupaten Sukoharjo sudah landai dimana keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan terus turun," lanjutnya.
Yunia menjelaskan, update perkembangan data kasus virus Corona di Kabupaten Sukoharjo sekarang ini terkoneksi langsung dengan sistem data penanganan virus Corona Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Hal ini sesuai dengan arahan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo agar kabupaten dan kota di Jawa Tengah melakukan sinkronisasi data melalui Corona Jateng. *