Salak Nglumut Organik Magelang Curi Perhatian Masyarakat China

photo author
- Jumat, 27 Agustus 2021 | 09:44 WIB
Proses pengemasan salak yang akan diekspor di rumah pengemasan milik Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Ngudi Luhur Desa Kaliurang, Kacamatan Srumbung, Kabupaten Magelang.  (ANTARA/HO - Dinas Pertanian dan Pangan Kab Magelang)
Proses pengemasan salak yang akan diekspor di rumah pengemasan milik Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Ngudi Luhur Desa Kaliurang, Kacamatan Srumbung, Kabupaten Magelang. (ANTARA/HO - Dinas Pertanian dan Pangan Kab Magelang)

MAGELANG, harianmerapi.com - Cita rasa buah salak nglumut organik di kawasan lereng Gunung Merapi berhasil mencuri perhatian masyarakat China.

China sangat tertarik memperkenalkan salak nglumut organik tersebut kepada warga negaranya.

Guna menindaklanjuti rencana tersebut lembaga karantina negeri tirai bambu itu, yakni General Administration of Custom China (GACC) telah melakukan audit secara virtual terkait proses pengemasan buah salak nglumut.

Baca Juga: Selesaikan Polemik Lahan dengan TNI, Pemkot Magelang Surati Presiden Jokowi

Kabid Tanaman Pangan dan Hortikuktura, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang Ade Srikuncoro Kusumaningtyas, Jumat (27/8/2021), mengutarakan, proses audit digelar secara terbuka di rumah pengemasan (Packing House) milik Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Ngudi Luhur Desa Kaliurang, Kacamatan Srumbung, Kabupaten Magelang.

Proses audit virtual itu terkait pengelolaan buah yang akan diekspor, standar operasional prosedur karantina dan yang paling utama adalah penerapan protokol kesehatan (prokes) para pekerja dalam pengemasan.

"Proses audit secara virtual ini untuk menjamin mutu dan keamanan pangan khususnya komoditas salak nglumut yang akan diperkenalkan ke masyarakat China," ujarnya.

Baca Juga: Mantan Kepala Sekolah Pelayaran Jadi Tersangka Korupsi, Cabjari Semarang Periksa Sejumlah Saksi

Jika nantinya hasil audit GACC menyatakan layak proses, katanya maka Gapoktan Ngudi Luhur dapat memulai ekspor buah salak nglumut ke China.

Lahan pertanian salak nglumut yang dikelola Gapoktan Ngudi Luhur luasnya hampir 200 hektare.

Di masa pandemi Covid-19 Gapoktan Ngudi Luhur tetap eksis ekspor buah salak organik ke Thailand dan Kamboja.

Baca Juga: Tim Balai Konservasi Borobudur Temukan Pecahan Tembikar Mataram Kuno di Lahan Ekskavasi Sky Walk

"Harapan besar untuk bisa ekspor ke China agar peluang pasar salak semakin besar sehingga semakin meningkat kesejahteraan petani," jelasnya.

Menut dia salak nglumut yang dikembangkan para petani itu berasal dari lahan pertanian organik sehingga memiliki cita rasa lebih manis dan segar dibanding salak lainnya.*

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sutriono

Sumber: Antara

Tags

Rekomendasi

Terkini

PPDI Merah Putih Ingin Berpatisipasi MBG dan KDMP

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:00 WIB
X