BANTUL, harianmerapi.com - Kereta api pada jaman Belanda menjadi moda transportasi penting, tidak terkecuali di Bantul yang menjadi wilayah yang dilewati jalur kereta dari Yogya ke Kulonprogo.
Meski rel kereta yang mengangkut penumpang dan tebu sudah tidak lagi dijumpai, bekas stasiun masih berdiri kokoh di Jalan Panembahan Senopati.
Ketika sudah tidak lagi difungsikan sebagai tempat pemberhentian kereta api, bangunan ini beralih fungsi menjadi terminal.
Saat harianmerapi.com ke lokasi, tidak nampak aktifitas berarti di dalam bangunan bercat putih dan biru ini. Hanya beberapa petugas Dinas Perhubungan yang menuliskan catatan di buku besar.
Baca Juga: Agen Bantah Pemain asal Brasil Juninho Berpaling dari PSS, Dia Menunggu Urusan Administrasi
Sementara, di luar gedung, sisi barat, terdapat papan kayu dilapisi lembaran logam berwarna silver yang memuat tulisan sejarah gedung di Pedukuhan Karasan, Kalurahan Palbapang, Kapanewon Bantul, Kabupaten Bantul.
Sementara, di sisi timur bangunan terdapat papan dengan tulisan yang menyatakan bahwa gedung tersebut merupakan salah satu cagar budaya sejak tahun 2016.
Sehingga wajar, jika bangunan tahun 1894 itu masih dipertahankan mulai dari bentuk, struktur dan catnya hingga sekarang.
"Stasiun Palbapang dinyatakan sebagai cagar budaya melalui SK Bupati Bantul Nomor 458 Tahun 2016, tanggal 30 Desember 2016," terang Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Bantul, Nugroho Eko Setyanto.
Nugroho menjelaskan bahwa Stasiun Palbapang adalah salah satu stasiun kecil berada di jaur kereta api Yogyakarta-Brosot.
Stasiun tersebut merupakan stasiun yang melayani penumpang serta pengangkutan barang-barang atau hasil perkebunan tebu dan pabrik gula.
"Kereta api jurusan Yogyakarta-Palbapang pada waktu itu menjadi andalan transportasi bagi warga," sebutnya.
Merujuk catatan sejarah yang ada, keberadaan trem jalur Yogya-Brosot memiliki fungsi utama untuk mengangkut gula dari pedalaman Bantul menuju ke Stasiun Yogya.
Sebelum dikirim ke Eropa melalui pelabuhan-pelabuhan di Semarang maupun Cilacap. Perusahaan kereta api swasta saat itu, Nederlandsch Indische Spoorweg Matschappij (NISM) membuka jalur kereta api untuk angkutan penumpang tahun 1895.