HARIAN MERAPI - Tragis, tanaman mangrove yang ditanam di hutan mangrove Baros banyak yang terganggu pertumbuhannya dan mati dikarenakan berbagai hal.
Sejak 20 tahun sejak tanaman mangrove di kawasan Tirtohargo, Kretek, Bantul atau dikenal dengan Hutan Mangrove Baros dengan luas 10-15 hektare ini hanya sekitar 3,5 hektare yang ditanami tumbuhan yang berfungsi menahan abrasi ini.
Ada berbagai hal yang menyebabkan tumbuhan tersebut terganggu pertumbuhannya dan mati di hutan mangrove Baros, berikut diantaranya:
Baca Juga: Lepas burung derkuku tandai HPN 2023 di Karanganyar
1. Aliran Air yang Bermuara Dari Sungai ke Laut
Seksi Konservasi Keluarga Pemuda Pemudi Baros (KP2B), Wawan Widya Ardi Susanto mengatakan bahwa aliran air yang bermuara dari sungai ke laut ini sangat berpengaruh.
Ia menerangkan bahwa kejadian tersebut yang menyebabkan tata letak muara berpindah-pindah sehingga otomatis pertumbuhan mangrove pun berpengaruh.
"Karena setiap tanaman yang ada di depan muara itu pasti terhempas ombak setiap harinya," ujarnya Kamis (9/2/2023).
Ia menuturkan bahwa Pantai Baros ini memiliki tingkat abrasi yang besar terlebih jika memasuki musim penghujan.
2. Banyaknya Sampah
Baca Juga: Catatan Hendry Ch Bangun : Harapan dari Hari Pers Nasional
Wawan, sapaannya menyebut banyak tanaman mangrove yang mati dikarenakan banyaknya sampah yang terbawa oleh aliran air sungai dan laut disekitar.
"Kemarin itu banyak tanaman yang mati karena memang sampahnya sangat luar biasa, terutama sampah plastik, steorofoam, dan botol-botol," ucapnya.
Selain sampah, Wawan menyebut bahwa pasang surut air laut juga sangat berpengaruh bagi pertumbuhan mangrove.