Dijelaskan, sejumlah siswa SMAN 1 Purworejo juga memiliki kiprah di luar negeri.
Mereka mengambil cuti untuk bisa menjalani aktivitas itu.
"Tahun 2010, anak pergi ke Amerika, mereka memilih untuk cuti, saya kira bisa juga Arbi mengambil langkah itu," tegasnya.
Sementara itu, ibunda Fadillah Arbi Aditama, saat ditemui awak media mengatakan jika polemik itu muncul setelah Arbi menyelesaikan kompetisi musim 2022 dan kembali ke Indonesia pada November.
Arbi kembali menjalani aktivitasnya bersekolah di SMAN 1 Purworejo.
Kemudian, katanya, orang tua dipanggil ke sekolah dua hari menjelang penerimaan rapor pada pertengahan Desember 2022.
Baca Juga: Pengalaman misteri Ridho menempati rumah baru di Purworejo, ternyata ada penghuni makhluk halusnya
Sebab pemanggilan, katanya, lantaran ada tugas-tugas akademik semester 2 dan 3 yang belum dikumpulkan Arbi.
Kesibukan balapan dan tidak adanya dampingan langsung dari orang tua, lanjut Anggi, membuat Arbi tidak dapat menyelesaikan seluruh tugas yang dibebankan.
Ketika dipanggil itu, pihak sekolah menyampaikan jika Arbi bisa menyelesaikan semua tugasnya sebelum berangkat ke Eropa untuk musim balapan 2023, atau sekitar Maret.
"Kami ber-2 meminta maaf dan Arbi mulai mencicil tugasnya dan dikumpulkan setelah libur pergantian tahun. Lalu saya dan Arbi dipanggil dan muncul tiga pilihan," terangnya.
Tiga pilihan itu, kata Anggi, adalah pertama memilih mau balapan atau sekolah, kedua dimutasikan ke sekolah lain, dan ketiga ikut Kejar Paket C.
"Semuanya pilihan yang sulit mengingat harapan kami, Arbi bisa menuntaskan pendidikannya di sekolah, tapi juga bisa balapan demi mengejar mimpinya untuk bisa balapan di MotoGP," tuturnya.