Selain tikar dari bungkus mie instant yang ditenun, KBA Banyunganti Kidul juga punya beragam produk lain, mulai dari hiasan rumah, karpet, perlengkapan rumah tangga, hingga pupuk dan eco enzyme.
Seluruhnya berbahan dasar sampah rumah tangga seperti kaleng bekas, pecahan kaca, bungkus plastik, baju yang sudah tidak terpakai dan sebagainya.
Produk-produk itu, sebagian dimanfaatkan sendiri oleh warga, namun sebagian lainnya juga dijual ke pasaran.
Sehingga, ada dua dampak positif yang ditimbulkan, yakni lingkungan yang lebih bersih karena sampah rumah tangga berhasil termanfaatkan, serta adanya peningkatan ekonomi masyarakat.
Dampak ekonomi yang muncul dari pengolahan sampah ini seolah menjawab keinginan sekitar 50 warga yang menjadi anggota KBA Banyunganti Kidul, yakni lebih berdaya dalam mencari tambahan penghasilan untuk keluarga.
Mereka juga bisa berhemat karena tidak perlu membeli pupuk atau perlengkapan rumah tangga yang bisa dibuat sendiri dari sampah.
Isna pun bercerita, penetapan Banyunganti Kidul sebagai KBA baru dilakukan dua bulan belakangan. Meski demikian, proses perjalanan yang dilalui Isna bersama warga setempat sudah cukup panjang.
Dimulai dari kegiatan baskom atau bank sampah komite, Banyunganti Kidul mendaftarkan diri sebagai generasi KBA pada tahun lalu.
Baca Juga: The Big 4 jadi film non bahasa Inggris kedua yang banyak ditonton di Netflix
Sejumlah karya dan inovasi yang tidak dimiliki daerah lain pun ditampilkan hingga PT Astra International Tbk mengapresiasi dengan pemberian bantuan Alat Pelindung Diri (APD).
Pendampingan dari Astra terus berlanjut dengan disertai keterlibatan para ahli. Banyunganti Kidul berupaya mengoptimalkan bank sampah untuk meningkatkan ketahanan ekonomi dan bencana.
Hasilnya, Banyunganti Kidul dinobatkan sebagai finalis KBA hingga memperoleh bantuan surya panel. Status generasi KBA pun ditingkatkan menjadi tunas KBA.
"Ada empat pilar yang kami jalankan. Keempatnya yakni bidang kesehatan melalui posyandu balita, posyandu remaja hingga posyandu lansia, kemudian bidang pendidikan melalui PAUD, lalu bidang kewirausahaan melalui KWT dan UMKM serta bidang lingkungan melalui bank sampah," urai Isna.