HARIAN MERAPI - Sebanyak enam desa di dua kecamatan di wilayah selatan Kabupaten Sukoharjo mendapat pemantauan serius Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Petugas memantau wilayah tersebut karena rawan tanah longsor di tengah kondisi cuaca ekstrem sering hujan dengan curah tinggi. Antisipasi sudah dilakukan petugas dengan penanaman pohon serta patroli bersama dengan masyarakat setempat.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Sri Maryanto, Sabtu (10/12) mengatakan, wilayah dengan tingkat kerawanan bencana alam tanah longsor paling tinggi terjadi di Kecamatan Weru di Desa Tawang dan di Kecamatan Bulu.
Meliputi Desa Sanggang, Desa Kamal, Desa Gentan, Desa Kedungsono dan Desa Tiyaran. Enam desa tersebut memiliki karakteristik geografis berupa perbukitan. Karena itu tanah longsor rawan terjadi saat musim hujan akibat gerusan air.
BPBD Sukoharjo sudah turun melakukan pemantauan dengan menerjunkan petugas gabungan bersama relawan dan masyarakat. Pemantauan dilakukan dengan melibatkan juga pihak pemerintah desa dan kecamatan setempat.
"Titik yang rawan kami pantau. Termasuk memetakan dan meminta informasi warga terkait ada tidaknya retakan tanah di perbukita. Sebab itu bisa memicu tanah longsor," ujarnya.
Baca Juga: Pakar IT SEVIMA Wahyudi Agustiono sebut kampus harus digitalisasi jika tak ingin gulung tikar
BPBD Sukoharjo sangat serius mengantisipasi bencana alam tanah longsor untuk meminimalisir korban.
Sebab wilayah enam desa tersebut memang sangat rawan. Warga dan masyarakat setempat sudah mendapatkan sosialiasi pencegahan bencana alam tanah longsor salah satunya dengan kegiatan gerakan penanaman pohon keras. Hal ini dimaksudkan agar akar dari pohon tersebut dapat menahan kemungkinan terjadinya tanah longsor.
"Dari sisi perbukitan kami pantau dan termasuk terkait cuaca karena juga berpengaruh. Sebab hujan dengan curah tinggi berdampak pada kemungkinan terjadinya tanah longsor," lanjutnya.
BPBD Sukoharjo dalam pemantauan juga berkoordinasi dengan pihak terkait mengenai adanya aktivitas penambangan galian C. Sebab perbukitan yang ditambang tersebut juga memiliki potensi kerawanan tanah longsor.
"Tetap waspada seperti di lokasi galian C atau rumah warga di dekat bukit atau tebing sungai sekalipun. Sebab tanah longsor bisa terjadi kapan saja," lanjutnya.
Sri Maryanto mengatakan, BPBD Sukoharjo terus gencarkan penanaman pohon di wilayah perbukitan. Gencarnya penanaman berbagai jenis tanaman di perbukitan di wilayah selatan Kabupaten Sukoharjo meliputi Kecamatan Tawangsari, Weru dan Bulu cukup membantu mengurangi risiko tanah longsor.