Angka kematian ibu di Kudus menurun, ini penyebabnya...

photo author
- Rabu, 7 Desember 2022 | 22:00 WIB
Plh Bupati Kudus Sam'ani Intakoris (tengah) dalam acara Pertemuan Koordinasi Program Kesga-Gizi  di Hotel @Hom Kudus, Rabu (7/12).  (Foto : Mc. Thoriq)
Plh Bupati Kudus Sam'ani Intakoris (tengah) dalam acara Pertemuan Koordinasi Program Kesga-Gizi di Hotel @Hom Kudus, Rabu (7/12). (Foto : Mc. Thoriq)

HARIAN MERAPI - Angka Kematian ibu (AKI) saat masa kehamilan dan sesudah persalinan di wilayah Kabupaten Kudus tahun 2022 ini mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya.

Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan AKI, di antaranya dengan mengadakan koordinasi lintas program dan lintas sektor, serta pengawalan dari hulu sampai hilir. 

Dari hasil kerja keras, Kudus berhasil meraih juara terbaik Inovasi Penurunan AKI dalam acara peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) Provinsi Jawa Tengah tahun 2022. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus dr Andini Aridewi dalam acara Pertemuan Koordinasi Program Kesga-Gizi bersama lintas program dan lintas sektor, di Kudus, Rabu (7/12/2022).

Baca Juga: Penghentian siaran TV analog sudah dilakukan, harga Set Top Box dinilai mahal

"Pada HKN itu kami juga memperoleh penghargaan juara terbaik Program Pengelolaan Tuberkulosis (TBC) se-Jawa Tengah," ungkapnya.

Terkait masalah AKI, Andini menerangkan bahwa jumlah kematian ibu tahun ini menurun dibanding tahun- tahun sebelumnya saat pandemi Covid-19. AKI tahun 2022 tercatat 11 kasus kematian. Sedang pada tahun 2020 terdapat 15 kasus dan t2021 ada 21 kasus kematian ibu.

"Pas pandemi kemarin memang ditunjang oleh banyaknya ibu yang terpapar Covid-19. Kalau tahun ini, kematian ibu hamil cenderung karena penyakit penyerta beresiko, seperi preeklamasi, jantung, dan diabetes melitus," jelasnya.

Pemkab Kudus telah melakukan berbagai upaya dalam menekan AKI. Selain koordinasi lintas program dan lintas sektor, yaitu dengan melakukan pengawalan dari hulu sampai hilir. Seperti melakukan pencegahan kepada calon ibu agar tidak menjadi ibu hamil yang beresiko.

"Kita lakukan pada saat ibu belum hamil, mulai dia remaja, baik remaja putri maupun putra, dengan melakukan sosialisasi dan edukasi," tuturnya.

Baca Juga: Ganjar Pranowo klarifikasi info Kades Pati hobi karaoke

Pihaknya juga menggalakkan program tersebut agar bisa diaplikasikan oleh semua fasilitas kesehatan yang ada di Kudus. Tidak hanya itu, pihaknya melakukan kolaborasi dengan masyarakat dan sektor terkait, seperti PKK, Dinas Sosial, Karang Taruna, hingga BPJS Kesehatan Kudus.

"Kita tidak bisa berjalan sendiri, memang butuh support dari semua pihak, khususnya masyarakat yang ada disekitarnya," tandasnya.

Sementara, Pelaksana harian (Plh) Bupati Kudus, Sam'ani Intakoris memberikan dukungan penuh atas program yang telah digalakkan oleh DKK Kudus. Ia mengajak seluruh elemen kesehatan untuk bersama- sama mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan kehamilan.

Baca Juga: Innalillahi, Lord Rangga meninggal dunia di RS Mutiara Bunda Brebes

"Jangan nikah terlalu muda, kalau perempuan itu 21 tahun dan laki-laki 25 tahun. Kalau ada sesuatu diperiksakan, kalau mau punya anak jangan terlalu dekat, dan juga kalau ada komorbid segera ditangani," ujarnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PPDI Merah Putih Ingin Berpatisipasi MBG dan KDMP

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:00 WIB
X