Suharto angkat topi SEA GAMES XIX 1997 sukses tanpa dukungan APBN

photo author
- Selasa, 8 November 2022 | 21:20 WIB
Ketua Bidang Prasarana dan Sarana SEA GAMES XIX 1997, Letjen TNI Marinir (Purn) Suharto. (Istimewa)
Ketua Bidang Prasarana dan Sarana SEA GAMES XIX 1997, Letjen TNI Marinir (Purn) Suharto. (Istimewa)

HARIAN MERAPI – Ketua Bidang Prasarana dan Sarana SEA GAMES XIX 1997, Letjen TNI Marinir (Purn) Suharto angkat topi untuk seluruh panitia penyelenggaraan SEA GAMES XIX 1997 yang telah kerja keras menyukseskan acara tersebut.

Suharto mengutarakan, tanpa adanya dukungan logistik berupa alokasi APBN dari pemerintah Indonesia tetap bisa berjaya.

“Dana SEA GAMES 1997 lalu, tak sepeserpun dari pemerintah. Tetapi hebatnya, Indonesia keluar sebagai juara umum. Ini prestasi yang membanggakan,” ujar Suharto dalam rilis yang diterima Harian Merapi, Selasa (8/11/2022).

Baca Juga: Piala Dunia 2022, skuad timnas Brazil tanpa Roberto Firmino

Menurut Suharto, dana penyelenggaraan SEA GAMES ini bersumber dari konsorsium swasta yang dikelola oleh PT Tata Insani Mukti. Konsorsium ini diberi amanah oleh Presiden melalui Kemenpora dan KONI mencarikan dana untuk pelaksanaan SEA GAMES XIX 1997 di Jakarta.

Sementara, negara tidak memiliki pos anggaran untuk pelaksanaan Sea Games XIX tahun 1997 di Jakarta yang mendadak pada waktu itu. Sehingga panitia penyelenggara melalui Konsorsium Swasta Mitra Penyelenggara (KMP) SEA GAMES XIX, bekerja ekstra keras untuk bisa mendapatkan dana sehingga SEA GAMES ini dapat terselenggara dan sukses.

“Memang tidak ada dukungan dana dari pemerintah dan tidak dianggarkan dalam APBN saat itu,” jelasnya.

Baca Juga: Airlangga Hartarto : Indonesia masih bisa keluar dari resesi tahun depan

“Sekali lagi, pihak yang mencarikan dana adalah KMP SEA GAMES XIX tahun 1997 di Jakarta, yaitu PT Tata Insani Mukti sebagai subjek hukum pelaksana, bukan dari APBN. Tujuannya, agar acara kenegaraan tersebut dapat terselenggara,” sambungnya.

Karena itu, Suharto mengaku aneh jika dana talangan 25 tahun lalu itu kembali dipersoalkan.

Bahkan, beberapa presiden sebelumnya tidak pernah mengutak-atik dana talangan ini lantaran sumbernya bukan dari APBN.

Baca Juga: Blibli resmi melantai di Bursa Efek Indonesia, catatkan IPO terbesar kedua sepanjang 2022

“Saya kira, 25 tahun itu kan masa yang cukup panjang, berapa presiden itu kan. Dan tidak pernah dipersoalkan waktu itu dan sekarang kok diutak-atik. Ini kan aneh,” imbuhnya.

Suharto menuturkan betapa repotnya penyelenggaraan SEA GAMES 1997 waktu itu, terutama di bidang sarana dan prasarana. Sebab, pihaknya harus menyiapkan menyiapkan 30-35 venue pada waktu itu. Sisi lain, biaya untuk persiapan venue ini sangat besar.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sutriono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB
X