Dalam kesempatan tersebut Laras Manunggal diperkuat oleh Sukiran (bonang), Syailatun (gong), Banar W (kendang), Kardono (slenthem), Eni (gender), Dewi, Rahma, Barina (saron) dan Catur (gambang).
Masih ada lagi, Yadi (bonang penerus), Yudha/Wulan (demung 1/demung 2) dan peking (Suprih). Sebagai sindennya terdiri dari Suryani dan Mario, beberapa kali melantunkan lagu anak-anak berbahasa Jawa seperti Gundul-gundul Pacul, Tul Jaenak dan Sluku-sluku Bathok.
“Kelompok karawaitan Laras Manunggal lebih banyak dari ibu-ibu PKK dan ada remaja putri. Sedangkan bapak-bapak serta remaja putra tak lebih dari lima orang,” terang Sukiran.*