HARIAN MERAPI - Sebanyak delapan warga di Kabupaten Karangnyar meninggal dunia akibat demam berdarah dengue (DBD) hingga pekan ke-38 tahun 2022.
Di periode tersebut, di Karanganyar tercatat 734 kasus dari vektor nyamuk aides aegypti itu.
Berdasarkan laporan Kewaspadaan Dini Rumah Sakit (KDRS) yang dihimpun Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar, Jateng terdapat 734 kasus selama pekan 1-38 tahun 2022. Dari jumlah tersebut, delapan pasien DBD meninggal dunia.
Baca Juga: Haryadi Suyuti jalani sidang perdana di PN Yogyakarta pekan depan
“Terjadi penambahan empat kasus sejak terakhir dilaporkan. Yakni dari Jumapolo, Lalung, Ngringo dan Klodran. Masing-masing 1 kasus," kata Kepala DKK Karanganyar, Purwati, Jumat (14/10/2022).
"Total kematian hingga pekan ke-38 ada delapan yang meninggal dunia karena DBD. Memang cukup memprihatinkan,” tambahnya.
Jumlah kasus hingga pekan ke-38 tahun 2022 nyaris menyamai puncak DBD pada 2019 lalu. Pada tahun 2019, kasus DBD di Kabupaten Karanganyar mencapai 838 kasus.
Berdasar data tersebut, Purwati mengatakan angka kasus telah melebihi jumlah kasus DBD di tahun 2021 dan hampir menyamai puncak kasus tertinggi selama 7 tahun terakhir sejak 2017.
Baca Juga: Panglima TNI tegas terhadap kelalaian prajurit gunakan senjata
“Kami menerjunkan tim untuk melakukan penyelidikan epidemologi, penggerakan pemberantasan sarang nyamuk serentak dan foging di daerah prioritas,” katanya.
Sementara itu kasus tertinggi tersebar di wilayah Kecamatan Karanganyar dengan 178 kasus. Di wilayah ini, Kelurahan Bejen jawara kasus DBD.
Sedangkan terendah Jatiyoso dengan empat kasus. Lalu, tiga kasus kematian di Tasikmadu menjadikan wilayah ini endemik DBD.
“Tahun ini lonjakan kasus pada April-Mei dengan pasien rentang usia 5-9 tahun dan 10-14 tahun,” katanya.
Baca Juga: Kapal Motor Tauladan terbalik di perairan Kebumen, enam nelayan yang tenggelam masih dicari Tim SAR