HARIAN MERAPI - Peran aktif pelajar dinilai potensial membantu pertolongan pertama penangananan kebencanaan.
Pemberian bekal teori dan praktik bagi mereka merupakan awal pendidikan calon relawan.
"Menolong itu panggilan hati. Saya yakin semua punya jiwa itu. Tapi untuk menyelamatkan jiwa, harus punya ilmunya," kata Ketua Dewan Kehormatan SAR Karanganyar, Catur Prasetya di sela mendampingi pelajar SMK Bhakti Karya dalam program Diklat PMR di sekolah itu, Minggu (9/10/2022).
Baca Juga: Polres Gunungkidul tangkap 3 anggota sindikat pencurian sepeda motor di DIY, akui curi 16 motor
"Ini yang coba kami sampaikan kepada semua masyarakat. Terutama kalangan pelajar yang sudah memiliki bibit pengabdian sukarelawan," tambahnya.
Mentor dari SAR Karanganyar memberi latihan penanganan kebencanaan mulai dari teori sampai praktik penanganan kebakaran, vertical rescue dan medical first responder.
Kegiatan tersebut berlangsung selama tiga hari, Jumat-Minggu (7-9/10/2022).
Lebih lanjut dikatakan, para peserta diklat antusias mengikuti pelatihan SAR. Menurutnya, banyak hal perlu diketahui remaja dalam mengatasi situasi genting.
Misalnya, memadamkan kebakaran dari gas elpiji sampai skala besar.
"Sebenarnya tinggal memutus alirannya dari regulator. Otomatis api enggak nyala lagi. Jarang terjadi kasus elpiji meledak. Memadamkan dengan menyemprotkan air malah membuatnya membesar," katanya.
Selama tiga hari berkutat dengan para peserta, porsi praktik diperbanyak dibanding teori.
Catur mengatakan, semangat para pelajar merupakan modal awal berbakti untuk kemanusiaan.