Pesilat dan pendekar PSHT meriahkan merti Dusun Brajan Noborejo Salatiga

photo author
- Minggu, 25 September 2022 | 17:15 WIB
PSHT Rayon Noborejo, Ranting Argomulyo Salatiga meriahkan kirab dalam rangka merti Dusun Brajan bersama ribuan warga.  (Istimewa)
PSHT Rayon Noborejo, Ranting Argomulyo Salatiga meriahkan kirab dalam rangka merti Dusun Brajan bersama ribuan warga. (Istimewa)

HARIAN MERAPI - Pesilat dan pendekar Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Rayon Noborejo, Ranting Argomulyo turun jalan, Minggu (25/9/2022).

Mereka ternyata ikut memeriahkan Merti Dusun Brajan Kelurahan Noborejo, Salatiga bersamaan dengan berkah Saparan (bulan Safar).

Tidak kurang 250 pesilat PSHT di wilayah ino bergabung dengan warga dan masyarakat untuk keliling (kirab) sebagai wujud kebersamaan dalam memperingati merti dusun.

Baca Juga: Pacaran, minum tuak bersama lalu si pria tewas gantung diri di kamar kos kekasihnya di Sidorejo Salatiga

"Sebanyak 250 saudara kita dan siswa PSHT Rayon Noborejo memeriahkan kirab dan ikut menyemarakkan tradisi merti dusun dan saparan tahun 2022 ini, " ujar salah satu panitia, Juriyanto kepada wartawan, Minggu (25/9/2022) siang.

Khusus warga PSHT mengenakan pakaian sakral dan mengerahkan siswa PSHT yang jumlahnya ratusan orang. Mereka juga mengibarkan bendera kebesaran dan berlambang PSHT.

Dalam rangkaian memperingati merti Dusun Brajan ini warga PSHT bersama masyarakat gelar kegiatan sosial donor darah, memberi bantuan sembako kepada warga kurang mampu dan menyalurkan sedekah kepada anak yatim.

Baca Juga: Detik-detik Iwan Budi Paulus terpantau CCTV di kawasan Marina Semarang pada hari dilaporkan hilang

"Ini semua kami lakukan untuk membantu sesama. Semua saudara PSHT bersama-sama saling membantu meringankan warga yang kurang mampu dan anak yatim. PSHT di Noborejo ini harus bermanfaat banyak kepada masyarakat," kata salah satu warga PSHT Rayon Noborejo, Waluyo.

Selain itu diharapkan, kegiatan merti dusun dan saparan ini bisa meningkatkan ekonomi pasca covid 19. "Biar ekonomi bangkit UMKM jaya. Tahlil kubro kita gelar Mas untul doa keselamatan warga, " kata Juriyanto.

Budaya Saparan juga bermakna banyak bersedekah dan menyediakan makanan kepada para tamu untuk mampir di rumah-rumah warga. "Untuk kirab budaya diikuti kurang lebih 5.000 orang Mas keliling Brajan, Klampeyan dan Purwosari," katanya. *

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sutriono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PPDI Merah Putih Ingin Berpatisipasi MBG dan KDMP

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:00 WIB
X