“Antara lain perlu adanya literasi dan edukasi mocaf yang lebih luas kepada masyarakat,jejaring pemasaran, membuat kebijakan yang berpihak pada pegembangan pangan lokal, branding mocaf yang lebih masif dan mendorong tempat pengolahan mocaf menjadi destinasi wisata,” urainya.
Sedangkan Rismiyadi (Kadis Pertanian dan Pangan Gunungkidul) menjelaskan, adanya inovasi teknologi singkong atau ubi kayu menjadi mocaf bisa membuka peluang bisnis potensial di masyarakat.
“Artinya pula, keberadaan mocaf merupakan alternatif bagi industri pengolahan makanan nasional yang menyehatkan,” tegasnya.*