Kabupaten Bantul mulai terapkan Kurikulum Merdeka

photo author
- Senin, 11 Juli 2022 | 21:15 WIB
Wakil Bupati Bantul, Joko B Purnomo saat launching Kurikulum Merdeka bertepatan dengan hari pertama masuk sekolah tahun ajaran 2022/2023  (Foto: Yusron Mustaqim)
Wakil Bupati Bantul, Joko B Purnomo saat launching Kurikulum Merdeka bertepatan dengan hari pertama masuk sekolah tahun ajaran 2022/2023 (Foto: Yusron Mustaqim)

BANTUL, harianmerapi.com - Wakil Bupati (Wabup) Bantul, Joko B Purnomo melakukan launching Kurikulum Merdeka di Ruang Mandala Saba Madya Gedung Induk Lantai 3 Kompleks Parasamya Bantul, Senin (11/7/2022).

Dengan launching tersebut secara resmi sekolah di Kabupaten Bantul telah menerapkan Kurikulum Merdeka.

"Launching Kurikulum Merdeka bukan hanya formalitas belaka namun harus diikuti perubahan nyata," ujar Wabup Joko B Purnomo disela-sela acara.

Baca Juga: Prediksi zodiak Aquarius Selasa 12 Juli 2022, beberapa kejadian pribadi telah menghambat kemajuan

Untuk itu, setelah dilakukan implementasi Kurikulum Merdeka maka Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bantul harus melakukan evakuasi.

Misalnya evaluasi dapat dilakukan selama 3 bulan atau 6 bulan setelah penerapan Kurikulum Merdeka tersebut.

Dalam Kurikulum Merdeka tersebut terjadi perubahan proses kegiatan belajar mengajar (KBM) secara signifikan.

Untuk itu pihak sekolah terutama para guru agar memahami dan menguasai Kurikulum Merdeka sebelum mengajarkan kepada siswa.

Baca Juga: Siswi SMP minta doa dan barokah ke dukun, dia malah dicabuli di kamar

Ditambahkan, implementasi Kurikulum Merdeka di Kabupaten Bantul dilakukan mulai jenjang TK sampai SMA pada tahun ajaran baru 2022/2023.

Dengan kurikulum baru tersebut diharapkan siswa dapat belajar dengan baik dan penuh semangat.

Sementara Kepala Sekolah SD Negeri Putren Pleret Bantul, Salimah SSn yang mengikuti launching Kurikulum Merdeka melalui zoom meeting menyatakan, dalam implementasi Kurikulum Merdeka tersebut telah dilakukan pelatihan bagi para guru.

Bahkan SD Putren telah melakukan Diklat Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) tetapi hasilnya belum maksimal. Masih ada pemahaman para guru yang harus ditingkatkan.

"Tentu daya tangkap para guru yang masih muda dengan guru yang berusia diatas 50 tahun. Untuk itu perlu adanya peningkatan dalam pelatihan bagi para guru," terang Salimah.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Pengangguran Curi Motor Mahasiswa di Warung Kopi

Rabu, 3 Desember 2025 | 08:00 WIB
X