Pemkab Sleman Studi Tiru ke Desa Wisata Pujon Kidul Malang, Ini Alasannya...

photo author
- Minggu, 10 Juli 2022 | 15:45 WIB
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo (dua dari kiri) bersama rombongan saat mengunjungi Desa Wisata Pujon Kidul, Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang F (oto : Awan Turseno)
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo (dua dari kiri) bersama rombongan saat mengunjungi Desa Wisata Pujon Kidul, Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang F (oto : Awan Turseno)

Mereka yang semula pengangguran atau hanya bertani maupun beternak sapi perah kini bekerja dibawah naungan BUMDes Sumber Sejahtera, Desa Pujon Kidul. Para tenaga kerja ini digaji yang

diambil dari profit dengan besaran sesuai Upah Minimum Kabupaten (UMK) Malang yaitu Rp 2,8 juta perbulan.

"Selain UMK, mereka juga ada penghasilan dari peternakan dan pertanian sebagai penghasilan pribadi. Jadi, teman-teman pokdarwis di sana penghasilan rata-rata antara Rp 5-6 juta sebulan. Ditambah penghasilan-penghasilan lainnya," kata Didik.

Disela kunjungan, Kustini Sri Purnomo mengagumi keberhasilan Desa Wisata Pujon Kidul yang dikelola oleh BUMDes setempat. Apalagi, sektor ini dapat meningkatkan PADes dari yang semula hanya berkisar Rp 120-300 juta, kini menjadi Rp 1,6 miliar.

"Pemkab Sleman kunjungan ke desa wisata yang dikelola BUMDes, yakni Pujon Kidul, Malang. Desa itu bisa mengelola Bumdes dengan begitu baik dan tertata rapi. Ini semula adalah inisiatif dan keberanian lurah setempat dan didukung oleh stakeholder yang ada di kelurahan. Cara ini akan kita usahakan untuk ditransformasikan (diaplikasikan) ke Kabupaten Sleman," kata Kustini Sri Purnomo.

Baca Juga: Pandemi Belum Berakhir, Presiden Jokowi Anjurkan Tetap Pakai Masker di Dalam dan Luar Ruangan

Menurutnya, BUMDes di Kabupaten Sleman sebenarnya banyak. Bahkan, potensi yang ada di tiap kalurahan dan bisa dikembangkan menjadi destinasi wisata beraneka ragam. Sayangnya, saat inibelum semua kalurahan memanfaatkan lebih maksimal.

Oleh karena itu dibutuhkan terobosan berupa keberanian dari lurah untuk mengembangkan potensi yang ada di wilayah masing-masing yang diserta penguatan anggaran dari kalurahan. Asalkan, pengembangan serta pemanfaatan dana milik kalurahan sesuai aturan dan tidak melanggar regulasiyang ada.

"Kita akan lihat potensi apa di kalurahan. Kemudian akan bareng-bareng (menggali potensi) tapi harus ada dukungan melalui BUMDes setempat. Lurah harus berani, berani bagaimana desa itu memperdayakan masyarakatnya. Harapan saya supaya ini bisa berjalan," katanya.*

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X