PATI, harianmerapi.com - Untuk meningkatkan pendapatan, petani di Desa Banyuurip Kecamatan Margorejo, Pati mengembangkan tanaman buah aneka jenis.
Beberapa buah kelas internasional yang dikembangkan di Banyuurip Pati, seperti alpukat miki (persea amencana), dan jeruk defocon (citrus reticulata 'Shiranui') tumbuh sangat subur.
Sebagaimana diketshui, jeruk defocon menjadi salahsatu buah yang diperkenalkan dalam ajang Fruit and Veggie yang digelar di Blok M Square, Jakarta beberapa waktu yang lalu.
Sedang alpukat miki merupakan varietas tanaman alpukat unggulan yang dibudidayakan untuk dataran rendah yang berasal dari Amerika Tengah.
Untuk mencapai kawasan buah Desa Banyuurip Pati tidak sulit. Hanya berjarak sekitar 6 kilometer dari jalan Pantura Semarang-Surabaya.
Karena sejak zman Belanda, desa ini sudah dikenal sebagai kawasan wisata alam permandian air.
Baca Juga: Kejadian Gaib di Sekitar Tanjakan Petrus yang Sering Terjadi Kecelakaan Maut
Salasatu tokoh pengembang budidaya buah Desa Banyuurip, adalah Marsudi (37). Dengan mengajak 8 orang temannya, pria asal Krandan Pati Kota ini, selama kurun waktu 2 tahun, sudah berhasil mengembangkan ribuan tanaman buah.
Tanaman yang dikembangkan termasuk petai di beberapa desa. Seperti di Desa Bremi, Jenggolo, dan tentunya di Banyuurip sendiri.
"Kami mengembangkan tanaman buah pepaya california, jeruk defocon Jepang, lemon california, dan alpukat miki," kata Marsudi, Kamis (9/6/2022).
Baca Juga: Kasus PMK Meningkat, Anggota TNI dan Polri Ramai-ramai Sambangi Pasar Hewan di Temanggung
Menurutnya, hasil penanaman buah, sangat menggembirakan. Terbukti, selalu habis diborong dari banyak kalangan.
Selain cita rasa buah kelas internasional Banyuurip yang memang lezat, juga harganya yang relatif murah.
"Pepaya di harga Rp 3.000/kg, jeruk Rp 15.000, lemon Rp 20.000, alpukat miki Rp 25 ribu," tutur Marsudi.
"Buah alpukat miki sangat besar. Per kilogram isi 3 butir. Itu kalau di pasaran umum harganya mencapai Rp 70 ribu," tambahnya.