TEMANGGUNG, harianmerapi.com - Penutupan pasar hewan tengah dikaji Dinas Tanaman Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Temanggung untuk mengantisipasi dan menangani penularan penyakit mulut dan kuku (PMK).
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Temanggung Joko Budi Nuryanto mengatakan pembahasan rencana penutupan pasar hewan tengah dilakukan dengan mengkaji berbagai faktor.
"Kami kaji dampak positif dan negatif dari penutupan pasar hewan. Keputusan segera dikeluarkan. Harapan itu yang terbaik bagi Temanggung, apakah penutupan atau tetap membuka," kata Joko Budi Nuryanto, Rabu (1/6/2022).
Baca Juga: Lagi, Tuang Bensin Bakar Rumah di Semanu Gunungkidul, 1 Orang Luka
Joko Budi Nuryanto mengatakan terdapat dua pasar hewan yang menjadi kewenangan Pemkab Temanggung, yakni di Kranggan dan Ngadirejo.
Sedangkan pasar hewan yang dikelola desa seperti di Tepusen, Pringsurat dan Selopampang.
Dikatakan petugas dari otoritas veteriner Temanggung terus melakukan pemeriksaan kesehatan ternak di kandang petani dan pasar hewan.
"Petugas juga sosialisasi atau tepatnya mengingatkan kembali cara beternak yang baik dan sehat atau manajemen kandang pada petani," kata.
Sejauh ini, tandasnya belum ditemukan ternak yang terdeteksi menderita PMK di Temanggung.
Harapannya tidak ada ternak yang terdeteksi. Sedangkan ternak yang menderita sakit meski bukan PMK dilakukan pengobatan.
Baca Juga: Sungai Bogowonto Meluap, Banjir Purworejo Genangi Banyak Desa, Ini Prediksi Kapan Air Surut
Kapolres Temangung AKBP Agus Puryadi mengatakan Polri mendampingi petugas dari pemkab dalam pemeriksaan ternak.
Keterlibatan Polri adalah perintah dari Kapolri, yang tujuannya memberikan rasa aman terutama menjaga harkamtibmas.