Waspada Wabah PMK, Ciri-cirinya dari Sariawan Hingga Demam

photo author
- Selasa, 10 Mei 2022 | 11:46 WIB
 PMK mewabah di sejumlah kabupaten di Jawa Timur memiliki daya tular yang cepat, sehingga mengkhawatirkan.  (Foto: Koko Triarko)
PMK mewabah di sejumlah kabupaten di Jawa Timur memiliki daya tular yang cepat, sehingga mengkhawatirkan. (Foto: Koko Triarko)


harianmerapi. com – Munculnya wabah PMK (penyakit mulut dan kuku) pada hewan ternak di Jawa Timur mulai menimbulkan kekhawatiran.


Penyakit PMK yang mewabah di sejumlah kabupaten di Jawa Timur, memiliki daya tular yang cepat. Sehingga, cukup mengkhawatirkan.


Ironisnya, PMK tidak bisa diobati. Kecuali, hanya diredakan gejalanya.

Baca Juga: Polda DIY Berhasil Tangkap Pelaku Penusukan Akibatkan 2 Orang Meninggal di Seturan Depok Sleman


Melansir laman dinas pertanian Kulonprogo, Indonesia sebelumnya telah bebas dari PMK ini sejak tahun 1986.


Namun setelah 36 tahun kemudian, tepatnya pada bulan April dan Mei 2022, PMK terdeteksi di Jawa Timur.


Mulanya, PMK terdeteksi pada hewan ternak sapi di Kabupaten Gresik, Lamongan, Sidoarjo, dan Mojokerto.

Baca Juga: Akhir Kisah KKN di Desa Penari (Versi Widya) Bagian 23: Langgar Pantangan Berat, Begini Nasib Bima dan Ayu


PMK merupakan penyakit hewan menular akut yang menyerang ternak sapi, kerbau, dan kambing. Domba, serta kuda dan babi.


Tingkat penularan PMK mencapai 90 hingga 100 persen, dengan kerugian ekonomi sangat tinggi.


PMK yang memiliki 7 varian berbeda ini disebabkan oleh virus genus Aphthovirus dari famili Picornaviridae.

Baca Juga: Potret Marilyn Monroe Karya Andy Warhol Dilelang Rp 2,8 Triliun, Termahal di Abad ke-20


Adapun ciri-cirinya bisa dikenali dari adanya luka seperti sariawan di rongga mulut. Yaitu pada gusi dan lidah, di sela-sela kuku kaki, dan bisa di ambing susu hewan betina.


Hewan yang terinfeksi juga akan mengalami demam dengan suhu 39-41 derajat Celcius. Keluar lendir berlebihan dari mulut, dan beberapa hewan terjangkit bisa mengalami pincang.
Kemudian, luka di kaki dan kuku, sulit berdiri, gemetaran, napas cepat, dan produksi susu menurun drastis.


Untuk mendiagnosa PMK, bisa dengan sampel jaringan dari vesikel (sariawan), sampel darah, dan sampel cairan kerongkongan. Diagnosa laboratorium bisa dilakukan di BBVet Wates dengan metode ELISA.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X