SUKOHARJO, harianmerapi.com - Operasi pasar minyak goreng terus digelar dengan sasaran di wilayah yang jauh dari toko modern atau pusat perbelanjaan modern.
Program tersebut digelar untuk pemerataan sekaligus mempermudah masyarakat pinggiran mendapat minyak goreng murah. Kegiatan digelar Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disdagkop UKM) dan Bulog.
Kepala Disdagkop UKM Sukoharjo Iwan Setiyono, Jumat (11/3/2022) mengatakan, masalah minyak goreng memang belum terselesaikan hingga sekarang di Kabupaten Sukoharjo.
Sebab harga minyak goreng masih tinggi dan stok barang murah bersubsidi dari pemerintah terbatas. Kondisi tersebut membuat masyarakat mengalami kekurangan untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng.
Baca Juga: Menag Yaqut Cholil Qoumas akan Pergi ke Arab Saudi Temui Menteri Haji, Ini yang akan Dibahas
Dampak lain dari kondisi ini yakni adanya kepanikan masyarakat dengan berebut minyak goreng murah yang dijual di toko modern dan pusat perbelanjaan modern. Barang yang dijual cepat habis karena keterbatasan stok.
Penjualan minyak goreng bersubsidi dengan harga murah di toko modern dan pusat perbelanjaan modern membuat masyarakat di wilayah pinggiran mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan. Warga saat akan membeli stok sudah habis terjual. Kondisi tersebut membuat Disdagkop UKM Sukoharjo bekerjasama dengan Bulog melakukan operasi pasar minyak goreng.
Operasi pasar minyak goreng di wilayah pinggiran diharapkan dapat membuat masyarakat bisa mendapat barang dengan mudah dan murah. Kegiatan dilakukan seperti di Kecamatan Bulu, Weru, Tawangsari, Nguter dan Bendosari. Pelaksanaan operasi pasar digelar dengan jadwal mendadak.
Petugas menjual minyak goreng disatu lokasi tanpa memberitahukan lebih dahulu pada masyarakat. Hal ini dilakukan untuk menghindari kerumunan massa karena masih pandemi virus Corona. Disisi lain juga untuk menghindari kericuhan karena warga saling berebut barang.
"Operasi pasar minyak goreng memang terus digelar. Kondisi di Kabupaten Sukoharjo sendiri masih kekurangan karena stok barang murah terbatas dan kalaupun ada dipasaran cepat habis terjual," ujarnya.
Disdagkop UKM Sukoharjo melihat kondisi sekarang terjadi kepanikan masyarakat untuk mendapat minyak goreng dengan harga murah. Sebab stok dipasaran terbatas dan mengakibatkan warga mengalami kesulitan mendapatkan barang. Di sisi lain, upaya pemerintah mengatasi masalah dengan operasi pasar dan pemberian subsidi hingga sekarang belum mampu.
Baca Juga: Ketua Satgas Covid-19 IDI Prof Zubairi Djoerban Ingatkan Jangan Buru-buru Menuju Endemi
Kepanikan tersebut membuat masyarakat membeli minyak goreng dalam jumlah banyak. Barang yang dibeli dari berbagi tempat disimpan warga di rumah untuk konsumsi pribadi dan bukan ditimbun.