KARANGANYAR,harianmerapi.com-Talud setinggi 3 meter dan lebar 10 meter di sebelah timur lapangan Desa Berjo, ambrol dan mengenai sebagian bangunan kelas serta halaman di SDN 1 Berjo, Senin (14/2/2022) pukul 14.30 WIB.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian talud ambrol itu. Namun berpotensi longsor susulan.
Camat Ngargoyoso Wahyu Agus Pramono mengatakan, ambrolnya talut atau pondasi lapangan Desa Berjo diduga karena kondisi bangunan bawah pondasi sudah mengalami kerusakan.Talud itu pun sudah termakan usia.
“Tadi memang hujan, tapi tidak begitu deras, tetapi pada bagian bawah pondasi dari laporan yang kami terima, bangunannya sudah keropos. Mungkin karena sudah tidak kuat, kemudian roboh, dan mengenai sebagian bangunan kelas, serta taman di SDN Berjo,” kata Agus.
Pihaknya bersama dengan pemerintah desa dan masyarakat sekitar sudah membersihkan puing–puing reruntuhan bangunan pondasi khususnya di kawasan sekolah dengan menggunakan alat berat.
Mereka juga memasang tanda peringatan longsor susulan.
“Ada salah satu bangunan kelas yang terkena tetapi tidak rusak karena hanya terkena reruntuhan saja. Dan aktivitas untuk kegiatan belajar mengajar di sekolah itu tidak akan terganggu. Tapi tetap diawasi,” ujar dia.
Tak hanya di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, bencana talut longsor juga terjadi di Dusun Wonorejo, Desa Gerdu, Karangpandan, Karanganyar.
Talut setinggi 3,5 meter di salah satu pekarangan rumah warga diketahui longsor dan sempat menutup akses jalan warga.
Camat Karangpandan Rusdianto mengungkapkan, talut sepanjang 15 meter dan tinggi 5 meter tersebut longsor karena tergerus air hujan.
“Hanya menutup jalan warga saja, dan saat ini sudah dibersihkan relawan Karangpandan. Tidak ada korban, kerugian material sekitar Rp 30 juta,” ujarnya.
Sementara itu Pemkab Karanganyar mencatat lima daerah baru dari lima kecamatan, masuk peta daerah rawan bencana pada 2022. Penambahan ini didasarkan atas kejadian bencana alam di daerah baru selama 2021.*