Apabila tidak segera diselesaikan, Joko Cahyono khawatir banyak pedagang semakin terdampak bahkan terancam bangkrut.
Baca Juga: Pak Guru Lupa Ngunci Stang, Motor pun Hilang Dicuri di Kulon Progo
"Sekarang masih pandemi dan ekonomi belum stabil. Ditambah lagi harga minyak goreng tinggi. Kasihan pedagang kecil," lanjutnya.
Joko Cahyono menambahkan, pandemi Covid-19 hingga tahun 2022 belum berakhir membuat ekonomi menjadi lesu.
Kondisi tersebut membuat banyak pekerja terdampak hingga kehilangan pekerjaannya karena terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Di sisi lain pandemi Covid-19 membuat warga mengalami kesulitan mendapatkan pekerjaan karena keterbatasan penyerapan tenaga kerja.
Baca Juga: Gadis di Karanganyar Nekat Bunuh Diri Nyemplung Sumur, Ini Sebabnya
Kondisi tersebut membuat sebagian warga memilih membuka usaha sendiri menjadi PKL.
PKL diharapkan bisa membantu menopang ekonomi keluarga bagi warga terdampak pandemi Covid-19.
Paguyuban PKL se Kabupaten Sukoharjo mencatat sekarang ada 2.500 PKL tersebar di 12 kecamatan.
"Sebelumnya hanya ada 2.000 PKL saja yang tercatat di paguyuban. Karena pandemi Covid-19 jumlahnya bertambah 500 PKL dan total sekarang menjadi 2.500 orang," katanya.
Baca Juga: Ini Manfaat Ring di Kaki Merpati Lomba: Trah Juara Biasanya Pakai Emas
"Jumlah itu masih bisa bertambah karena banyak PKL belum melapor atau belum terdata karena berbagai hal. Keberadaan usaha PKL sangat membantu menopang ekonomi warga terdampak pandemi Covid-19," tambahnya. *