Recovery TB di Era Pandemi: RS PKU Muhammadiyah Bantul Andalkan Program TEMPO

photo author
- Kamis, 10 Februari 2022 | 05:30 WIB
Tangkap layar Webinar Bincang Kesehatan Series 2: Recovery TB di Era Pandemi, Selasa (8/2/2022).  (Istimewa)
Tangkap layar Webinar Bincang Kesehatan Series 2: Recovery TB di Era Pandemi, Selasa (8/2/2022). (Istimewa)

Selain itu, penurunan temuan kasus TB selama 2020-2021 juga dikarenakan fasilitas kesehatan berfokus pada Covid-19. Apalagi gejala TB dan Covid-19 mirip, seperti batuk dan dan peningkatan suhu tubuh.
Padahal, saat ini TB merupakan penyakit yang menyebabkan kematian karena penularan infeksi kedua setelah virus Covid-19. TB juga dapat menginfeksi segala usia.

Sehingga, upaya untuk menemukan dan mengobati pasien TB kembali menjadi perhatian terutama di tengah pandemi Covid-19.

Untuk itu, fasilitas kesehatan perlu kembali berfokus pada penanggulangan TB.

“Dari enam poin strategi nasional (stratnas) Penanggulangan TB, kami berkomitmen untuk ikut berperan aktif dalam meningkatkan penemuan dan pengobatan kasus TB sesuai poin nomor 2, yakni peningkatan akses layanan TB yang bermutu,” jelas Novi. Oleh karena itu, jaringan 107 Rumah Sakit Muhammadiyah/Aisyiyah (RSMA) dan 228 klinik Muhammadiyah di bawah MPKU juga mendukung stranas poin 2.

Baca Juga: Dua Tokoh di Kulon Progo Terima Penghargaan dari PWK dalam Rangka HPN 2022

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DIY, drg. Pembayun Setyaning Astutie, M. Kes, membenarkan pernyataan dokter Novi bahwa tren penemuan TB selama 2019-2021 menurun.

“Pandemi ternyata bukan hanya memporak-porandakan sektor ekonomi, tetapi di kesehatan khususnya penemuan kasus TB jadi terkendala. Jadi dari 2020-2021 ada penurunan terhadap penemuan kasus TB dari 4.026 pada 2019 menjadi 2.982 di 2020 dan 2.963 di 2021,” tuturnya.

Akan tetapi, Pembayun menuturkan meski penemuan kasus menurun, keberhasilan pengobatannya dapat dipertahankan dengan baik. “Kami berterimakasih kepada RS Muhammadiyah yang juga membantu sehingga ada peningkatan,” imbuh Pembayun.

Selama pandemi, Dinkes DIY juga tetap melakukan investigasi kontak (tracing) kasus TB semua tipe baik secara langsung maupun via telepon atau aplikasi pesan.

Selain itu, Dinkes juga berinovasi dengan memberikan layanan kesehatan skrining dan pemeriksaan TB secara mobile dengan mendatangi kelompok suspek yang sudah dikondisikan puskesmas.

“Dari skrining tersebut langsung dihubungkan dengan laptop, sehingga kecepatan pembuktian evidence, dan rencana terapinya langsung dibuat lebih cepat,” tutur Pembayun.

Dr. Siti Nadia Tarmizi, M. Epid, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular, Vector, dan Zoonotik Kemenkes RI juga menyampaikan pentingnya kemitraan dan jejaring pelayanan kesehatan yang perlu dikuatkan.

“Layanan kesehatan Muhammadiyah tentunnya cukup membantu. Kemitraan dengan Aisyiyah dan Muhammadiyah ini sudah sejak dari awal, dan dengan dukungan pimpinan tertinggi dan Muhammadiyah Covid-19 Command Center kita bersama-sama menanggulangi Covid-19, dan kita juga berbicara bagaimana menangani TB di masa pandemi ini,” ungkap dokter yang akrab disapa Nadia itu.

Nadia yakin jejaring RS muhammadiyah yang tersebar luas di Indonesia juga dapat membantu keberlangsungan pengobatan pasien agar tidak drop out atau berhenti berobat.

Misalnya saja jika harus pindah domisili. Untuk itu, Nadia berharap pelayanan kesehatan di RSMA dapat mengoptimalkan fasilitas kesehatan mulai dari skrining, investigasi kontak, dan pengobatan. *

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Pengangguran Curi Motor Mahasiswa di Warung Kopi

Rabu, 3 Desember 2025 | 08:00 WIB
X