Gambarkan Sejarah Lahirnya Kapanewon Melalui Sendratari, Begini Urutannya

photo author
- Selasa, 7 Desember 2021 | 15:21 WIB
Penampilan penari dalam pentas sendratari Sejarah Lahirnya Kapanewon di Hotel Kings Wates.  (Foto: Amin Kuntari)
Penampilan penari dalam pentas sendratari Sejarah Lahirnya Kapanewon di Hotel Kings Wates. (Foto: Amin Kuntari)

KULON PROGO, harianmerapi.com - Kulon Progo memiliki banyak sejarah lokal yang mengisahkan tentang perkembangan wilayah maupun perjuangan para pahlawannya.

Kisah-kisah ini begitu menarik untuk diangkat dan disampaikan kepada masyarakat terutama generasi muda penerus bangsa.

Cara yang digunakan untuk menyampaikan sejarah lokal Kulon Progo pun beragam. Salah satunya melalui pentas seni dan budaya.

Dalam acara yang digelar Kundha Kabudayan Kulon Progo di Hotel Kings, Selasa (7/12/2021), ditampilkan sendratari berjudul Sejarah Lahirnya Kapanewon yang ditampilkan Sanggar Cakra Budaya.

Baca Juga: Tiga Buku Sejarah Lokal Kulon Progo Diluncurkan, Tim Penyusun Ungkap Banyak Tantangan

Pentas Sendratari Sejarah Lahirnya Kapanewon diawali dengan kemunculan sejumlah penari perempuan.

Mereka masuk ke arena pentas dengan membawa ornamen dedaunan hijau sebagai simbol kesuburan wilayah Kulon Progo yang memiliki hamparan Perbukitan Menoreh nan asri.

Dalam penampilannya, para penari perempuan mengenakan bawahan batik cokelat dengan atasan lurik berwarna senada.

Rambut mereka disanggul serta disematkan hiasan bunga yang cantik. Para penari ayu ini kemudian menggerakkan badan dengan gemulai.

Baca Juga: Tampilan Buku Yasin 40 Hari Kepergian Vanessa Angel Beredar, Doddy Soedrajat Ganti Nama Gala Sky

Setelahnya, penampilan mereka disusul dengan kemunculan sejumlah penari pria dengan kostum serupa. Mereka menari dengan gagah sebagai gambaran pemimpin kapanewon di Kulon Progo.

Di akhir penampilan, mereka menunjukkan ornamen gunungan. Pentas sendratari ini pun diapresiasi para hadirin dengan tepuk tangan meriah.

Sendratari Sejarah Lahirnya Kapanewon digawangi Herida Damar Wulan sebagai penata tari dan Danang Nur Widaryanto sebagai penata musik.

Dalam sinopsisnya disampaikan, optimalisasi pemerintah dalam birokrasi perlu ditingkatkan mengingat kondisi Indonesia pada zaman dahulu sedang dalam masa sulit.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Husein Effendi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Kulon Progo Salurkan Bantuan Alsintan

Selasa, 27 Mei 2025 | 20:00 WIB
X