JAKARTA, harianmerapi.com - JAGAT maya masih diwarnai perang tagar antara pendukung dan pro pembubaran Majelis Ulama Indonesi (MUI), menyusul penangkapan seorang anggota tim Fatwa MUI oleh Densus 88 karena diduga terlibat terorisme.
Usul pembubaran MUI banyak mendapat tentangan keras dari pelbagai kalangan, termasuk dari legislatif.
Waki Ketua MPR yang juga anggota DPR dari Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid menolak keras framing pembubaran MUI.
Baca Juga: Driver Ojek Online Bingung Habiskan 7 Porsi Soto dan Bingung Kunci Motor Hilang Saat Dipinjam Teman
“Saya mendukung MUI, yang himpun ormas2 keagamaan Islam, yang ketua umum, sekjen, dan pengurusnya rata-rata dari NU, Muhammadiyah dan ormas moderat lainnya,” ucap Hidayat Nur Wahid dalam akun twitter pribadinya @hnurwahid yang diunggah Rabu (17/11/2021).
Hidayat Nur Wahid mengatakan, MUI menolak Islamophobia dan terorisme, termasuk teror terhadap NKRI yang dilakukan separatis KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) di Papua.
Karena itu terorisme harus dilawan, KKB juga harus ditumpas.
Baca Juga: PPKM Level 3 di Seluruh Indonesia akan Ditetapkan Mulai 24 Desember 2021 Hingga 2 Januari 2022
“Kalau di MUI memang ada yang terindikasi terorisme, buktikan saja secara hukum. Saya dengar yang bersangkutan juga sudah dinonaktifkan,” ujar seorang netizen.
“Bukan dengan menyuarakan bubarkan MUI yang sudah berdiri sejak 1975 dan berjasa besar kepada umat dengan fatwa-fatwanya yang menjadi rujukan. Bismilah ayo ramaikan tagar #dukung MUI #kamibersamaMUI,” lanjut netizen memberi dukungan.
Ada pula yang menanggapi, kalau itu hanya ulah oknum dan sudah dinonaktifkan, mengapa MUI mau dibubarkan.
Baca Juga: Beberapa Kali Coba Bunuh Diri, Warga di Semarang Akhirnya Tewas Gantung Diri
“Dari zaman dulu MUI adalah organisasi para ulama dari berbagai aliran Islam. Jangan persoalan oknum, organisasinya jadi sasaran,” ucap akun @Andi_Risman1172.
