MAGELANG, harianmerapi.com - Meski gempa, sesar Merbabu-Merapi termasuk kecil. Tetapi bisa jadi memicu kerusakkan pada struktur bangunan.
Demikian siaran pers yang disampaikan BPBD Magelang melalui akun IG bpbdkabmagelang, Sabtu (23/10/2021) sore.
BPBD Kabupaten Magelang mengatakan gempa skala kecil namun beruntun dapat memicu kerusakan dengan struktur bangunan yang rapuh.
Baca Juga: Satgas Waspada Investasi Bekukan 3.600 Pinjol Ilegal di Sulawesi Selatan
BPBD terus melakukan upaya pemantauan dan himbauan kepada warga setempat untuk tetap tenang dan meningkatkan kewaspadaan.
Hasil penggalian informasi dari masyarakat dan Tim reaksi cepat (TRC) pada pagi hingga sore hari ini gempa kecil sempat dirasakan di wilayah Kecamatan Ngablak dan Grabag dan tidak ada kerusakan yang diakibatkan.
Namun demikian dari peta seismitas yang dirilis BMKG, wilayah Kabupaten Magelang masuk zona dan dilalui jalur sesar aktif yang menjadi pemicu gempa pada hari ini.
Berdasarkan informasi dari BMKG dan laporan dari masyarakat sampai dengan Sabtu 23 Oktober 2021 pukul 17.15 WIB telah terjadi 22 kali gempa beruntun di wilayah Ambarawa.
Gempa terakhir yang tercatat di BMKG yaitu Magnitudi 3.5 SR, 23 Oktober 2021. jam 17:15:40 wIB, Lok::7.304 LS,110.40085 BT (11 km BaratLaut KOTA-SALATIGA-JATENG), Kedimn:10 Km :BMKG-PGR VII.
Baca Juga: MotoGP Emilia Rogmana: Ducati Kuasai Baris Terdepan Start, Francesco Bagnaia Raih Pole Position
Dari rilis yang dikeluarkan oleh BMKG rangkaian gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif. Diduga kuat sumber gempa sesar aktif yang menjadi pemicu gempa ini adalah Sesar Merbabu-Merapi-Telomoyo.
Seluruh rangkaian rentetan gempa ini baik gempa utama (mainshock) dan 7 gempa Susulannya (aftershocks) berpusat di komplek Gunung Telomoyo. Gunung Telomoyo adalah gunung yang terletak di wilayah Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang.*
