BMKG : Cilacap Paling Rawan Terhadap Gempa Bumi Berpotensi Tsunami Dibanding Daerah Lain

photo author
- Senin, 4 Oktober 2021 | 15:35 WIB
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dan Wakil Bupati Cilacap Syamsul Aulia Rahman saat menyusuri jalur evakuasi dalam rangkaian kegiatan peluncuran sistem informasi peringatan dini tsunami berbasis frekuensi radio dan aplikasi Sirita di Cilacap, Senin (4/10/2021).  (ANTARA/Sumarwoto)
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dan Wakil Bupati Cilacap Syamsul Aulia Rahman saat menyusuri jalur evakuasi dalam rangkaian kegiatan peluncuran sistem informasi peringatan dini tsunami berbasis frekuensi radio dan aplikasi Sirita di Cilacap, Senin (4/10/2021). (ANTARA/Sumarwoto)

Baca Juga: Sidang Kasus Suap, Saksi Sebut Azis Syamsuddin Punya 8 Orang di KPK untuk Amankan Perkara

Sementara itu, Wakil Bupati Cilacap Syamsul Aulia Rahman mengatakan pihaknya menyampaikan terima kasih kepada BMKG atas kepeduliannya kepada masyarakat Cilacap untuk kesekian kalinya karena kabupaten tersebut merupakan salah satu daerah yang berpotensi terkena ancaman gempa megathrust berkekuatan 8,7 SR dan dapat mengakibatkan terjadinya gelombang setinggi 12 meter.

"Alhamdulillah tadi sudah disimulasikan rute atau jalur untuk evakuasi. Intinya, bagaimana kita memetakan, memitigasi agar masyarakat nanti berada pada jalur yang tepat, termasuk pemanfaatan gedung-gedung yang tinggi seperti Politeknik Negeri Cilacap karena kemungkinan di Politeknik itu ketinggian gelombangnya maksimal masih 3 meter, jadi yang bisa dimanfaatkan (untuk evakuasi) di lantai tiga dan empat," katanya menjelaskan.

Menurut dia, simulasi dan penyusuran jalur evakuasi tersebut dilakukan bukan didasari oleh harapan tsunami itu terjadi melainkan bagian dari kesiapsiagaan masyarakat jika bencana tersebut benar-benar terjadi.

Baca Juga: Bintang Bima Perkasa Nuke Tri Saputra Berlabuh ke Rans PIK Basketball

Terkait dengan sirine EWS tsunami yang rusak, dia mengatakan suku cadang perangkat yang sebelumnya hibah dan saat sekarang dikelola Pemerintah Kabupaten Cilacap melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat itu susah sekali diperoleh.

"Akhirnya kalau kita menganggarkan (untuk perbaikan) mungkin enggak ketemu lagi karena sudah puluhan tahun yang lalu. Saya setuju karena sekarang zamannya teknologi, kalau kita bisa memanfaatkan teknologi, tentunya ini akan lebih mudah," katanya.

Ia mengharapkan sistem informasi peringatan dini tsunami berbasis frekuensi radio maupun aplikasi Sirita yang berbasis Android secara perlahan mampu menggantikan sirine EWS tsunami yang mengalami kerusakan akibat dimakan waktu.*

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Sumber: Antara

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PPDI Merah Putih Ingin Berpatisipasi MBG dan KDMP

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:00 WIB
X