KPPI Dukuhseti Pati Produksi Empat Varian Baru Padi Organik

photo author
- Kamis, 9 September 2021 | 13:42 WIB
Tumpukan beras varitas baru produk KPPI Dukuhseti Pati. (Foto: Alwi Alaydrus)
Tumpukan beras varitas baru produk KPPI Dukuhseti Pati. (Foto: Alwi Alaydrus)

PATI, harianmerapi.com - Setelah berjuang dalam waktu yang cukup lama, Koperasi Produsen Petani Indonesia (KPPI) Dukuhseti Pati berhasil mengembangkan tanaman padi organik varitas baru, yaitu Merah Wangi. Serta Mentik Mutiara, Basmati, dan Japonica.

"Untuk belajar bagaimana bisa menemukan tanaman padi organik varian baru, kami harus berguru yang cukup lama ke sejumlah pakar pertanian Yogjakarta" ucap Edy S, relawan pertanian desa Ngagel, Kamis (8/9/2021).

Ketua Koperasi Produsen Petani Indonesia (KPPI) Dukuhseti, Ahmad Fathoni mengatakan, bulir beras merah wangi produksinya, memiliki citarasa dan tekstur yang lebih berkualitas dibandingkan daerah lain. Hal itu yang menyebabkan produknya, selalu menjadi rebutan di pasaran.

Baca Juga: 170 Siswa SMPN 4 Temanggung Mendapat Vaksinasi

"Mungkin karena tanahnya atau geografis Dukuhseti yang menyebabkan kualitas beras lebih unggul" ujarnya.

Menurut Ahmad Fathoni, untuk menangani produksi padi dan beras, maka anggota koperasi yang dipimpinnya, harus terlibat. Misalnya menangani pengemasan, pemasaran, serta ikut merawat tanaman, termasuk terlibat meracik pembuatan pupuk organik.

"Kami juga mengkampanyekan makan beras sehat," jelasnya.

Baca Juga: Kamar Kos Nomor Tiga Belas 2: Ternyata Si Hantu Tak Tahan Bau Kentut

Mengenai KPPI yang keberadaannya belum genap setahun, Ahmad Fatoni menegas jika visinya mengusung sistem ekonomi kekeluargaan.

"Kami ingin bisa menjual beras dengan harga murah. Sehingga penduduk Indonesia mampu mencukupi kebutuhan pangan" ujarnya.

KPPI Dukuhseti menyeduakan areal seluas 8 hektar Funtuk padi merah wangi. Kemudian, 0,5 hektare untuk jenis mentik mutiara, basmati, dan japonica karena masih penelitian. Dan proses pengembangan areal dilakukan di Puncel serta Ngagel.

Baca Juga: Berbahan Kopi Cegah Batu Empedu dan Risiko Kanker Kulit

"Kami tidak bisa melakukan penyerapan gabah, karena keterbatasan dana. Kami juga belum memiliki gudang, dan tempat pengeringan" ucap Ahmad Fatoni. *

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PPDI Merah Putih Ingin Berpatisipasi MBG dan KDMP

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:00 WIB
X