HARIAN MERAPI - Warga terdampak banjir Kudus Jawa Tengah, Jumat (6/1/2023) meningkat lagi menjadi 44.713 jiwa dibanding hari sebelumnya sebanyak 40.658 jiwa.
Korban banir Kudus adalah warga dari 29 desa di lima kecamatan di Kudus, yakni Jati (5 desa) Mejobo (9 desa) Jekulo (4 desa), Kaliwungu (7 desa) dan Kecamatan Undaan 4 desa.
Tinggi genangan banjir Kudus bervariasi antara 30 cm hingga 80 cm. Genangan paling dalam terjadi di Desa Karangrowo Kecamatan Undaan dengan ketinggian mencapai 130 cm.
Baca Juga: Jemaah Jangan Banyak Berharap dari Aset First Travel, Kecuali Pemerintah Beri Solusi
Kawasan Kota Kretek kini terancam banjir lebih parah dan luas setelah Sungai Wulan yang membelah Kabupaten Kudus dan Demak, debitnya kembali mengalami kenaikan.
Hingga pagi pukul 11.00 WIB, debit Sungai Wulan tercatat mencapai 780 m3/detik. Padahal Kamis (5/1/2023) sore debit air masih 430,4 m3/ detik.
Dengan debit di atas 780 m3/detik, status Sungai Wulan kembali menjadi Siaga III.
Koordinator Federasi Perkumpulan Petani Pemakai Air (FP3A) Sistem Kedungombo, Akrab mengatakan, permulaan banjir Sungai Wulan dinyatakan siaga I jika debit air naik mulai 400 m3/ detik hingga 500 m3/detik, siaga II antara 500 m3/ detik-550 m3/ detik, dan di atas 550 m3/ detik siaga III.
Baca Juga: Bicara kasar ke wasit didenda Rp 546 juta, ini yang dilakukan Marcus Smart
"Saat ini kondisi Sungai Wulan kembali mengkhawatirkan dan lebih membahayakan. Ancaman banjir lebih besar karena pergerakan debit air dari Bendung Klambu hingga Sungai Wulan meningkat lebih cepat," ungkapnya.
Dia menyebut pada Jumat (6/1/2023) sekitar pukul 06.00 WIB, debit air Sungai Wulan masih 700 m3/detik.
Namun empat jam kemudian sudah naik menjadi 780 m3/ detik.
Kenaikan itu disebabkan bagian hulu Sungai Serang di daerah Menduran Kecamatan Brarti Grobogan, Kamis (5/1/2023) malam diguyur hujan dengan intensitas dan curah tinggi.
Baca Juga: Grand Inna Malioboro berubah jadi hotel bintang 5 Meru, renovasi butuh waktu 15 bulan