HARIAN MERAPI - Sedikitnya 6 keluarga membuat tenda dari terpal (kain seadanya) sebagai tempat pengungsian.
Kondisi tersebut ditemukan saat Penjabat (Pj) Bupati Pati, Henggar Budi Anggoro ST MT meninjau posko dapur umum dan memberikan bantuan logistik di Kecamatan Juwana.
Wilayah Kecamatan Juwana sampai saat ini masih terendam banjir. Air masih menggenangi 11 desa, Kamis (5/1/2023). Dan lokasi pengungsian berada di Balai Desa Doropaying, dan bekas dan Stasiun KA Juwana.
Baca Juga: Kades se-Kabupaten Sukoharjo berencana sampaikan aspirasi ke Jakarta, ini dia masalahnya
Dari lokasi pengungsian Doropayung, didapatkan bayi usia 2 minggu, dan ibu hamil. Sedangkan di stasiun KA, terdapat 6 keluarga yang membuat tenda dari terpal dan kain seadanya.
"Semua pengungsi mendapat pegawasan kesehatan selama 24 jam dari petugas Puskesmas. Dan kebutuhan logistik juga tercukupi" tegas Pj bupati Pati.
Sementara itu, arus kendaraan Pati-Sukolilo mulai lancar. Hal tersebut disebabkan kubangan air di jalan raya (jalan prppinsi) mulai kering karena tiga hari ini tidak ada hujan dengan intensitas tinggi.
Meski demikian, untuk kondisi jalan kampung (pelosok) belum sepenuhnya lancar. Karena genangan air masih berkisar 10cm lebih.
Baca Juga: Ini pengakuan Shin Tae-yong usai laga lawan Filipina : Saya tegur dan marah kepada para pemain
"Sehingga jalan dari desa-desa di kecamatan Sukolilo belum lancar menuju Kudus" kata relawan Sukolilo, Aris.
Sedang pasca banjir di daerah Jakenan, justru memberikan pendapatan ekonomi bagi warga setempat. Karena perahu mereka bisa mengangkut wisatawan lokal yang akan melihat suasana banjir.
Selain itu, air banjir juga membawa berkah. Yakni, genangan air ternyata banyak ikannya. Sehingga warga memasang jala agar bisa mendapat ikan untuk lauk atau bahkan dijual.
"Air masih menggenang di kawasan desa Karangrowo, Ngastorejo, Kedungmulyo, Sidomulyo, dan Bungasrejo" tutur relawan peduli bencana kecamatan Jakenan, Agus Ucil.
