Budsar akhirnya bisa kenal dan akrab dengan sastrawan/seniman kondang asal Jogja, seperti Umbu Landu Paranggi, Ragil Suwarno Pragolapati, Teguh Ranusastra Asmara, Iman Budhi Santosa, Emha Ainun Nadjib, Linus Suryadi AG, Soeparno S Adhy, Bambang Darto, dan Fauzi Absal.
Baca Juga: Stop impor beras! Ganjar : Terbukalah agar publik tidak curiga
Ditambahkan Budsar, sebagai penulis karya fiksi, baik berbahasa Indonesia maupun Jawa, ia menegaskan tak pernah kekurangan materi untuk berkarya. Banyak pernak-pernik kehidupan masyarakat di Jogja dan sekitarnya yang bisa digarap.
Secara terpisah, Dra Wiwien Widyawati Rahayu MA, dosen Prodi Sastra Jawa, Fakultas Ilmu Budaya UGM menilai, Budsar termasuk sastrawan yang punya sifat sembada.
“Dengan memiliki sifat tersebut, maka apapun ide yang muncul selalu dapat terlaksana, tak hanya njarkoni, isa ngajari ora isa nglakoni,” jelasnya.
Ditambahkan Dra Wiwien, Budsar termasuk sosok yang banyak memberi ruang kepada siapa pun yang memiliki hasrat dan semangat kuat memajukan sastra.
“Selain itu juga disiplin, tegas, negosiator dan bertanggung jawab,” urainya.*