JAKARTA, harianmerapi.com - Sutradara, aktor, dan sastrawan Richard Oh meninggal dunia pada Kamis (7/4/2022) malam dalam usia 62 tahun.
Kabar tersebut datang dari sineas Joko Anwar melalui cuitan di Twitter. "Telah berpulang, sahabat baik, kokoh kita Richard Oh, Kamis 7 April, pukul 19.30. Kokoh, you are greatly missed," cuit Joko.
Kepergian Richard Oh mengagetkan karena begitu mendadak, mengingat ia sempat mengunggah sebuah video di akun Instagram-nya beberapa jam lalu.
Baca Juga: Kapten Vincent Raditya Diperiksa Polisi, Terkait Kasus Indra Kenz
Setelah disemayamkan di Rumah Duka Bintaro pada Kamis malam, jenazah Richard Oh nantinya akan diterbangkan ke Banjarmasin untuk dimakamkan di sana.
Richard Oh lahir di Tebingtinggi, Sumatera Utara. Ia telah memiliki minat di dunia sastra dan seni sejak muda.
Ia mengenyam pendidikan di bidang penulisan kreatif di Universitas Wisconsin, Madison, dan UC Berkeley. Sepulang dari Amerika, ia sempat bekerja di perusahaan periklanan.
Baca Juga: 5 Tersangka Penipuan Investasi DNA Pro Diringkus, 7 Pelaku Lainnya Masih Diburu Bareskrim
Peristiwa Mei 1998 menjadi titik balik dalam kehidupan Richard untuk kembali ke minat semula, yakni menulis. Ia memiliki sejumlah novel yaitu "Pathfinders of Love" (1999), "Heart of the Night" (2000), dan "The Rainmaker's Daughter" (2004).
Richard merupakan sosok di balik berdirinya penerbit Metafora, Jurnal Prosa, dan Jakarta Review Book, serta merintis anugerah Kusala Sastra Khatulistiwa (sebelumnya bernama Khatulistiwa Literary Award) bersama Takeshi Ichiki.
Selain menulis buku dan aktif di dunia sastra, Richard juga lihai di dunia sinema. Ia menulis skenario dan menyutradarai sejumlah film yaitu "Koper" (2006), "Melancholy is a Movement" (2015) yang turut dibintangi Joko Anwar, "Terpana" (2016), "Perburuan" (2019), "Love is a Bird" (2019), dan "Menunggu Bunda" (2021).
Baca Juga: Buntut Penamparan ke Chris Rock, Will Smith Mengundurkan Diri dari Academy
Richard juga terlibat sebagai penulis skenario untuk film "Buya Hamka" yang disutradarai oleh Fajar Bustomi. Film ini direncanakan untuk rilis dalam waktu dekat.
Selain memukau di balik layar, Richard juga lihai dalam beraksi di depan kamera. Ia tampil sebagai aktor di cukup banyak film. Kredit aktor pertamanya tercatat di film "Cinta Setaman" (2008) sebagai seorang kameo.