bantul

Intip materi workshop peran UMKM di bidang pertanian dan peternakan untuk memajukan ekonomi, isinya ilmu semua

Selasa, 13 Desember 2022 | 08:30 WIB
Sambutan oleh Istri Wakil Bupati Bantul, Dwi Pudyaningsih dalam rangka Workshop Peran UMKM di Bidang Pertanian dan Peternakan untuk Memajukan Ekonomi di Marianty Garden, Panggungharjo, Sewon, Bantul pada Senin (12/12) sore. (FOTO: ERNA SARI)

 

HARIAN MERAPI - Badan Pengurus Cabang Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPC HIPMI) Kabupaten Bantul didukung Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar Workshop Peran UMKM di Bidang Pertanian dan Peternakan untuk Memajukan Ekonomi di Marianty Garden, Panggungharjo, Sewon, Bantul pada Senin (12/12) sore.

Berikut rangkuman materinya dengan narasumber Fera Nurficahyati dari Asia Goat Farm (AGF) dan Dhimas Driessen dari Trb Creative.

Fera Nurficahyati dari Asia Goat Farm (AGF) dalam materinya menyampaikan mengenai bibit pakan, kambing dan domba beserta olahannya, olahan limbah bulu domba serta kotoran hewan (kohe) dasar.

Baca Juga: Tim PPK Ormawa UMBY beri pelatihan pembuatan pupuk organik cair berbahan limbah ternak

Kemudian untuk pengembangan agribisnis yaitu zero waste farming dengan mengolah limbah dan bulu kambing serta warung sate kambing. Selain itu juga terdapat free education terkait agrowisata, di mana prospek kedepan sektor agribisnis memiliki peran yang sangat strategis.

Hal ini dalam upaya untuk kecukupan pangan, penyerapan tenaga kerja, serta meningkatkan pendapatan petani peternak.

Dirinya mengambil contoh pada bisnis kohe dengan menjual Rp 10.000, dengan per kilogramnya mendapat untung Rp 7500 karena biaya produksinya Rp 2.500.

Baca Juga: Kotoran sapi dimanfaatkan jadi biogas energi lampu penerangan di Kadirejo Kabupaten Semarang

Begitupun bisnis limbah rambut kambing dengan biaya produksi per kilonya Rp 3.500 yang dapat dijual dengan harga Rp 15.000. Belum lagi ditambah penghasilan dari penggemukan, pengembangbiakan dan juga penjualan dagingnya.

Sementara Dimas Diessen dari Trb Creative dalam materinya mengatakan bahwa kotoran atau limbah dan sampah dapat diolah dan dimanfaatkan. Sebab jika pengolahan sampah buruk, dapat menyebabkan hal negatif seperti yang terjadi di TPST Piyungan.

Misalnya saja tumpukan sampah menghasilkan gas rumah kaca yang mengakibatkan pemanasan global, lalu berbahaya bagi keamanan, belum lagi berpotensi terjadi tanah longsor dan kebakaran. Untuk pembakaran sampah sembarangan juga dapat menghasilkan senyawa gas berbahaya (karsinogenik) yaitu dioksin.

Baca Juga: Menengok Cepogo Cheese Park, tempat wisata edukasi di lereng Gunung Merbabu dan Merapi

"Menjadi tempat yang tidak sehat bagi pemulung dan tempat makan hewan ternak yang tidak higenis, menjadi sumber penyakit dan vektor penyebarannya, air lindi (air buangan) dari sampah mencemari air tanah dan lingkungan hingga puluhan tahun, serta sampah mencemari perairan," ujarnya.

Halaman:

Tags

Terkini

Pengangguran Curi Motor Mahasiswa di Warung Kopi

Rabu, 3 Desember 2025 | 08:00 WIB