SENTUL, harianmerapi.com - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) bekerjasama dengan Yayasan Harmoni Pemersatu Bangsa (YHPB) melaksanakan bakti sosial bertajuk ‘Pemuda dan Mahasiswa Bergerak untuk Indonesia Harmoni: Bakti Sosial kepada Mahasiswa Perantauan se-Indonesia di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi (Jadetabek), dan masyarakat terdampak pandemi Covid-19’.
Ketua Umum Yayasan Harmoni Pemersatu Bangsa (YHPB), Aditya Yusma saat diwawancarai pada Minggu (1/8/2021) mengatakan, gerakan tersebut berkolaborasi dengan berbagai elemen pemuda dan mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia, juga dari kalangan pengusaha. Sebanyak 20 orang perwakilan mahasiswa perantauan secara simbolis menerima bantuan tersebut di kantor BNPT, Sentul, Kabupaten Bogor, Jumat (30/7/2021) petang.
“Kegiatan Pemuda dan Mahasiswa Bergerak untuk Indonesia Harmoni bersama BNPT dan YHPB adalah kegiatan bakti sosial yang fokus kepada mahasiswa perantauan di Jadetabek, Serang (Banten), serta masyarakat terdampak pandemi. Kegiatan ini wujud pentingnya keterlibatan generasi milenial sebagai pintu-pintu penyebar semangat toleransi, kepedulian, serta mencegah tumbuhnya paham radikalisme, intoleransi, dan terorisme di Indonesia. BNPT Milik Kita, Membangun Harmoni Bangsa,” kata Aditya Yusma.
Baca Juga: Pemkab Bantul Sudah Siapkan Lahan Perluasan RSLKC Meski Belum Anggarkan Pembangunan
Pada kesempatan yang sama, Brigjen. Pol. Ahmad Nurwakhid, SE, M.M., Direktur Pencegahan BNPT mengatakan bahwa apa yang dilakukan pihaknya bersama YHPB tersebut adalah upaya untuk mengakomodir atau menyatukan para pemuda dan mahasiswa dalam gugus tugas pemuda dan mahasiswa yang bergerak di bidang sosial.
“Jadi bagaimana generasi muda dan para mahasiswa ini peduli terhadap sesama anak bangsa, terutama peduli terhadap sesama mahasiswa, terutama mahasiswa perantauan yang ada di Jadetabek. Ini karena mereka mungkin ada yang kesulitan karena adanya pandemi Covid-19, ada yang kesulitan transportasi untuk pulang, kesulitan logistik ataupun mungkin kesulitan biaya kos dan sebagainya,” kata Ahmad Nurwakhid seperti dilaporkan Muhammad Fadhli.
Sebagaimana dijelaskan Ahmad Nurwakhid, BNPT bersama YHPB mengkolaborasikan antara pemuda, mahasiswa dengan para pengusaha yang selama ini sudah berupaya membangun, membantu kepada negara, dan pemerintah melalui jalur yang lainnya.
Baca Juga: Toyo Santoso Dipo Wafat, Kulonprogo Kehilangan Sosok Motivator dengan Jargon Tirto Margo Saras
“Nah, inilah kita libatkan para pemuda dan mahasiswa untuk ikut berpartisipasi terutama di dalam menyumbangkan atau peduli sosial terhadap terdampak dari pandemi Covid 19 ini utamanya kepada para mahasiswa perantauan,” kata Ahmad Nurwakhid, Alumni Akpol tahun 1989.
Selain itu, menurut Ahmad Nurwakhid yang tengah menjabat sebagai Kabagbanops Detasemen Khusus (Densus) 88 / Anti Teror Polri, apa yang dilakukan pihaknya bersama YHPB ini juga sebagai upaya meresonansi sekaligus untuk menjadikan penyemangat atau motivasi bagi para pemuda dan mahasiswa di seluruh Indonesia, utamanya yang selama ini menjadi aktivis, untuk tidak hanya menyuarakan atau berdemonstrasi di jalan, tidak tapi juga kegiatan lain berupa peduli terhadap sesama anak bangsa yang terdampak Covid-19.
“Dan tentu saja ini semua ditujukan bagaimana kita semuanya membangun para generasi muda, mahasiswa dan juga para pengusaha serta segenap elemen masyarakat bangsa dan negara untuk menjadikan sikap toleransi, sikap peduli terhadap sesama, sikap peduli sosial, saling gotong royong, membantu dan saling silaturahmi. Karena ini adalah bagian dari jatidiri, budaya dan kearifan lokal bangsa Indonesia. Dan Insyaallah ini akan ditiru oleh dunia di belahan bumi manapun,” kata Ahmad Nurwakhid yang pernah menjabat sebagai Kapolres Gianyar.
Baca Juga: Axelsen Hadapi Chen Long di Final Tunggal Putra Olimpiade Tokyo
Ahmad Nurwakhid berpesan kepada para mahasiswa untuk mewaspadai penyebaran paham radikalisme-terorisme di kalangan generasi muda atau mahasiswa. Menurutnya, radikalisme dan terorisme itu adalah proxy untuk menghancurkan agama dan menghancurkan bangsa dan negara.
“Maka kita harus menjaga, harus budayakan untuk selalu bersikap moderat, bersikap toleran, peduli terhadap kebersamaan, peduli terhadap budaya dan kearifan lokal yaitu silaturahmi dan gotong royong,” kata Ahmad Nurwakhid, Mantan Kadensus 88/ Anti Teror Polda DIY.
Lebih lanjut Ahmad Nurwakhid menegaskan, para generasi muda dan mahasiswa harus meyakini bahwa radikalisme terorisme itu adalah musuh agama dan musuh negara. Dikatakan musuh agama karena hal tersebut merupakan tindakan sikap perbuatan yang bertentangan dengan agama dan nilai-nilai prinsip-prinsip agama.