Hasto Wardoyo mengatakan, stunting adalah persoalan serius yang harus mendapat perhatian dari semua kalangan masyarakat.
Menurutnya, tingkat rata-rata IQ masyarakat Indonesia paling rendah dibandingkan negara-negara Asia lainnya. Indeks pembangunan manusia atau human capital index juga rendah, dan berada pada urutan 75 hingga 83 dari 170 negara.
“Setelah diurut ternyata penyebabnya karena stunting. Orang stunting itu mudah dicirikan, pendek, IQ nya tidak berkembang, dan sakit-sakitan. Stunting itu tidak produktif,” kata Hasto.
Baca Juga: Harga Pertalite eceran di Manokwari Rp 20.000 perbotol, Pertamax dibanderol Rp 27.000
Karena itu, Hasto mengajak masyarakat yang hadir untuk saling menolong. “Marilah kita menolong tetangga kita, menolong masyarakat Sleman, menolong masyarakat Yogyakarta. Cegah stunting itu sangat mudah sekali. Butuh protein hewani,” kata Hasto.
Untuk itu, Hasto mengajak masyarakat untuk menjadi Bapak Asuh Anak Stunting dengan memberikan donasi Rp450 ribu setiap bulan.
“Minimal untuk selama 6 bulan. Sebab, kesempatannya hanya pada dua tahun usia bayi. Setelah itu tidak bisa dikoreksi lagi. Dua tahun itu betul-betul harus kita urus,” kata Hasto.
Baca Juga: Mario Aji gagal kemas poin setelah terjatuh di Grand Prix Moto3 San Marino
Sementara itu, hadir dalam kegiatan tersebut Bupati Sleman Hj Kustini Sri Purnomo dan Wakilnya, Danang Maharsa, Sekda Kabupaten Sleman, Hardo Siswoyo, Kasrem 072 Pamungkas Kolonel Heri, Dandim 0732 Sleman Letkol (Arm) Danny Arianto Pardamean Girsang, dan Dandim 0734 Kota Yogyakarta Letkol Inf Arif Harianto, serta para tokoh masyarakat di DIY.
Selain itu, hadir pula Sekretaris Utama BKKBN Tavip Agus Rayanto, dan Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi (ADPIN) BKKBN Sukaryo Teguh Santoso.
Direktur Komunikasi, Informasi, dan Edukasi BKKBN Eka Sulistia Ediningsih, Direktur Advokasi dan Hubungan Antar Lembaga BKKBN Wahidah PS, dan Direktur Bina Kesehatan Reproduksi Safrina Salim. *