Warni mengatakan, selama berjualan daging ayam kondisi tersebut selalu terjadi setiap menjelang dan saat puasa Ramadhan dan setelah lebaran.
"Masyarakat lebih memilih membeli daging ayam untuk berbagai masakan selama puasa Ramadhan dan lebaran dibanding daging sapi yang harganya lebih mahal," lanjutnya.
Baca Juga: Ilustrator Komik Superhero George Perez Meninggal, Ini Karya Besarnya
Warni menambahkan, meski harga daging ayam mengalami kenaikan tinggi namun permintaan masyarakat tetap banyak.
Hal ini terlihat dari habisnya stok daging ayam yang dijual pedagang.
"Masyarakat memang mengeluh harga naik tapi tetap saja beli banyak saat lebaran karena memang sudah jadi kebutuhan saat lebaran masak daging ayam untuk keluarga," lanjutnya.
Harga daging ayam diperkirakan baru akan mengalami penurunan sebulan setelah lebaran.
Warni mengatakan, hal ini sesuai pengalaman pada tahun sebelumnya.
"Biasanya harga daging ayam mulai turun setelah sebulan lebaran atau habis bulan Syawal. Tahun ini kenaikan sangat tinggi karena ada pelonggaran dibanding tahun lalu saat awal pandemi semua kegiatan masyarakat dibatasi," lanjutnya.
Baca Juga: PKS Usulkan Kiai Kholil Bangkalan Jadi Pahlawan Nasional, Ini Alasannya
Pedagang daging ayam lega kondisi sekarang lebih baik dibanding dua tahun sebelumnya saat awal pandemi Covid-19.
Sebab dua tahun sebelumnya permintaan daging ayam menurun dan harga juga tidak mengalami kenaikan signifikan.
"Banyak yang beli daging ayam baik untuk kebutuhan rumah tangga, kantor, warung makan, rumah makan, katering dan hajatan. Kegiatan sudah normal karena ada pelonggaran meski masih pandemi Covid-19," lanjutnya.
Pedagang daging ayam Pasar Kartasura Sugeng mengatakan, harga daging ayam kemungkinan masih bisa naik lagi setelah ini.