SLEMAN, harianmerapi.com - Pemerintah Kabupaten Sleman melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sleman menggelar operasi pasar minyak goreng khususnya bagi warga miskin dan rentan miskin.
Kerja sama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) DIY, sebanyak 34 ribu liter minyak goreng kemasan akan didistribusikan secara merata ke sejumlah titik guna menghindari antrean dan kerumunan.
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo menyampaikan, minyak goreng kemasan ini nanti akan dikirim ke kalurahan-kalurahan se-Kabupaten Sleman. Operasi pasar ini dibagi ke tujuh kapanewon untuk 34 Kalurahan.
"Ada sekitar 17 ribu kepala keluarga (KK) yang menjadi target sasaran operasi pasar. Sebanyak 70 persen adalah warga miskin dan 30 persen sisanya warga rentan miskin," kata Kustini Sri Purnomo di Kalurahan Sidoluhur, Godean, Selasa (15/3/2022).
Dijelaskan, mengingat Kabupaten Sleman masih PPKM Level 4, mekanismenya adalah tiap kalurahan akan menerima alokasi minyak goreng dari Bulog sebanyak seribu liter.
Dari kalurahan, minyak goreng tersebut lalu didistribusikan lagi ke masing-masing padukuhan.
Baca Juga: Penanganan Bencana Puting Beliung di Gunungkidul Dinilai Lambat, DPRD Rekomendasikan Dipercepat
Operasi pasar minyak goreng, lanjutnya, sengaja tidak diumumkan secara luas kepada masyarakat karena telah bekerja sama dengan lurah dan dukuh yang mempunyai data untuk warga miskinnya.
Warga yang telah terdaftar dapat mengambil di kepala dukuh masing-masing dengan membawa persyaratan di antaranya yaitu membawa KTP sekaligus uang pembayaran dan menandatangi surat pernyataan.
"Kami sengaja tidak membuka operasi pasar secara umum di Kalurahan. Langkah ini untuk menghindari kerumunan," ujarnya.
Satu liter minyak goreng dijual dengan harga Rp 14 ribu dan setiap KK miskin mendapat jatah 2 liter.
Kustini berharap dengan mekanisme operasi pasar seperti ini akan lebih tepat sasaran.