sleman

Ruwahan di Padukuhan Jlopo, Gus Mad Sampaikan 4 Hal Ini Agar Selamat di Alam Kubur

Minggu, 13 Maret 2022 | 12:00 WIB
Ruwahan di Padukuhan Jlopo, Gus Mad Sampaikan 4 Hal Ini Agar Selamat di Alam Kubur (Foto: Koko Triarko)

SLEMAN, harianmerapi.com - Masyarakat di Padukuhan Jlopo, Kalurahan Pondokrejo, Kapanewon Tempel, Kabupaten Sleman, menggelar tradisi Ruwahan di kompleks makam setempat, Minggu (13/3/2022).

Sudah mentradisi pada setiap bulan Ruwah atau Sya’ban), masyarakat Padukuhan Jlopo menggelar tradisi Ruwahan.

Tradisi Ruwahan yang di Padukuhan Jlopo sering disebut penyadranan menjadi agenda tahunan melibatkan warga setempat.

Jika tak dalam situasi pandemi, warga tetangga desa bahkan sanak saudara di perantauan akan pulang kampung untuk mengikuti tradisi tersebut.

Baca Juga: Polisi Memastikan Sumur Pengeboran PLTP Dieng Terkendali, Masyarakat Diimbau tidak Panik

Tradisi Ruwahan bagi masyarakat Padukuhan Jlopo sudah menjadi Lebaran kedua setelah hari raya Idulftri.
Namun akibat pandemi, tradisi Ruwahan tahun ini diadakan terbatas.

Kepala Dukuh Padukuhan Jlopo, Faturokhman, dalam pelaksanaan tradisi ini menekankan agar masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan Covid-19.

Hal itu demi mencegah penyebaran virus penyebab Covid-19.

Kendati demikian, prosesi inti tradisi Ruwahan Padukuhan Jlopo berjalam khidmat.

Baca Juga: 7 Falsafah KH Ahmad Dahlan, Sebagai Penyemangat dalam Memahami dan Mengamalkan Ajaran Islam

Diawali dengan doa bersama dan tahlil yang disambung dengan tauziyah.

Kemudian pembagian nasi berkat yang dibuat oleh masing-masing warga.

Nasi berkat dikemas dalam keranjang bambu dan dibagikan sebagai simbol sedekah dari leluhur.

Sementara itu Kiai Haji Agus Achmad Khanafi, dalam tausiyahnya menyampaikan hal penting terkait alam kubur.

Pengasuh Pondok Pesantren Darussalam, Kricakan, Salam, Magelang, itu mengatakan tradisi Ruwahan membawa rasa syukur atas nikmat iman Islam.

Halaman:

Tags

Terkini