bantul

Kampung Ngentak di Bantul, Dulu Susah Sinyal Kini Menjadi Kampung Internet

Senin, 20 September 2021 | 20:53 WIB
Peresmian Kampung Internet Ngentak Mangir secara daring. (Foto: Riza Marzuki)

BANTUL, harianmerapi.com - Siapa sangka, kampung di bagian selatan Kabupaten Bantul ini menjadi kampung internet. Tidak kurang dari 60 kepala keluarga di kampung Ngentak Mangir, Pedukuhan Kwalangan, Kalurahan Wijirejo, Kapanewon Pandak, Bantul itu kini sudah bisa mengakses internet dengan lancar.

Padahal sebelumnya komunikasi dengan handphone saja sulit dilakukan karena sinyal provider yang tidak merata. Namun berkat gotongroyong warga, jaringan internet kini sudah dapat dimanfaatkan untuk mengatasi kendala sekolah maupun kuliah daring.

Salah satu pegiat internet Kampung Ngentak Mangir, Yahya Nur Pratama menjelaskan pada awal pandemi dua tahun silam warga kampungnya hampir putus asa.

Baca Juga: Masih Ada Wilayah di Gunungkidul yang Butuh Bantuan Air Bersih

Lantaran anak-anak sama sekali tidak bisa mengikuti pembelajaran online. Bahkan beberapa waktu anak-anak dikampungnya sempat tidak mendapatkan pelajaran.

"Kemudian kami dan muda-mudi membuat gerakan Ayo Sekolah dan berusaha mencari fasilitas internet untuk anak-anak belajar," ujarnya disela peresmian Kampung Internet Ngentak Mangir, Senin (20/9/2021) malam.

Gerakan Ayo Sekolah ini mendapat respon baik dan berhasil berlangganan internet kepada salah satu provider swasta. Namun karena sistem koneksi berupa wireless, kecepatan internet pun cukup rendah. Sehingga anak-anak harus dikumpulkan dalam satu tempat agar bisa mengakses internet.

Baca Juga: Kejujuran Membawa Nikmat 23: Tak Semudah Membalikkan Tangan

"Jadi kalau mau sekolah anak-anak kita jadwal untuk kumpul, karena baru satu tempat saja yang bisa ada internetnya," ujar pria berkacamata tersebut.

Semakin lama ternyata kebutuhan internet dirasakan semakin tinggi oleh masyarakat, sehingga mereka harus memutar otak lebih keras lagi agar akses bisa merata. Salah satu kendalanya adalah titik tower provider yang cukup jauh, sehingga tidak memungkinkan untuk menangkap sinyal yang lebih kuat.

"Kami akhirnya memindahkan antena penangkap sinyal kita di pinggir kampung, dengan tiang paralon besi karena tidak mampu membangun tower sampai sekarang," ungkapnya.

Baca Juga: Masih Ditemukan Macan Tutul Jawa, Hutan Sanggabuana Diusulkan Jadi Taman Nasional

Yahya mengatakan sejak warga gotongroyong memindahkan tiang antena itulah kemudian jaringan internet sedikit demi sedikit bisa dibangun. Bersama-sama warga menarik kabel dari satu rumah ke rumah warga lainnya untuk kemudian dipasang pemancar wifi.

Semua itu ditegaskannya dilakukan dengan gotongroyong, baik tenaga maupun biaya yang dibutuhkan. Hingga akhirnya hampir seluruh rumah di kampung tersebut sudah memiliki pemancar wifi masing-masing.

"Alhamdulillah sekarang sekolah online bisa dilakukan dari rumah sendiri-sendiri," sebutnya.

Halaman:

Tags

Terkini

Pengangguran Curi Motor Mahasiswa di Warung Kopi

Rabu, 3 Desember 2025 | 08:00 WIB