Kebutuhan vaksin antraks di Kabupaten Sukoharjo diperkirakan lebih dari 2.000 dosis. Sebab populasi hewan ternak sapi di Kabupaten Sukoharjo jumlahnya dua kali lipat lebih dari kuota vaksin antraks yang diterima sekarang.
"Populasi hewan ternak sapi di Kabupaten Sukoharjo sangat banyak. Sedangkan kuota vaksin antraks hanya 2.000 dosis jelas kurang. Tapi kuota yang ada tersebut prioritas untuk di wilayah Kecamatan Weru dulu," lanjutnya.
Terkait penanganan penyakit antraks ini, Bagas mengatakan, langkah-langkah sudah dilakukan Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo dengan mengedepankan komunikasi informasi dan edukasi. Petugas menyasar peternak dan pedagang hewan ternak diseluruh wilayah di Kabupaten Sukoharjo.
Baca Juga: Jalur tengah kota Sukoharjo, 16 Halte Trans Jateng jadi tanggungjawab Dishub
Penekanannya tidak hanya terkait kesehatan hewan ternak saja, namun juga kebersihan kandang dan terpenting juga kelengkapan dokumen. Peternak dan pedagang hewan ternak diminta rutin melakukan pemeriksaan kesehatan hewan ternak miliknya.
Hal ini sebagai antisipasi munculnya penyakit dan terjadi penyebaran dalam waktu singkat sehingga menimbulkan dampak kerugian besar.
Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo juga menerjunkan petugas melakukan pengawasan lalu lintas perdagangan hewan ternak baik di jalan, peternakan dan pasar hewan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi hewan ternak khususnya sapi berpenyakit antraks dari luar daerah masuk ke wilayah Kabupaten Sukoharjo.
"Dari dalam kami waspadai dengan pemantauan dan dari luar khususnya lalu lintas perdagangan hewan ternak kami perketat pengawasan setelah ada temuan penyakit antraks di luar daerah seperti di Gunung Kidul Yogyakarta," lanjutnya.
Baca Juga: Pertandingan Persik lawan Arema diwarnai kericuham, puluhan suporter diamankan, ini kronologinya
Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo sekarang mengintensifkan pemantauan dan pengawasan di wilayah perbatasan dengan Gunung Kidul Yogyakarta. Termasuk warga dan peternak diminta tidak bersinggungan dengan hewan ternak dari Gunung Kidul Yogyakarta yang berpenyakit antraks.
"Pastikan dulu hewan ternak sehat dan tidak berpenyakit agar tidak menyebar. Peternak dan pedagang juga dilibatkan untuk menjaga kondisi kesehatan hewan ternak mereka," lanjutnya.
Peternak dan pedagang hewan ternak diminta memberikan informasi atau melapor ke petugas apabila menemukan hal-hal mencurigakan terkait kondisi kesehatan hewan ternak. Pelaporan yang cepat sangat diharapkan sebagai antisipasi terjadinya penyebaran penyakit antraks di wilayah Kabupaten Sukoharjo.
Baca Juga: Kaum milenial masih suka baca fiksi atau novel, berikut datanya
Bagas menjelaskan, kasus penyakit antraks sangat jarang terjadi di wilayah Kabupaten Sukoharjo. Namun demikian, Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo tetap mewaspadai.
"Sebelumnya sudah ada temuan kasus penyakit mulut dan kuku (PMK), Lumpy Skin Diseases (LSD) pada hewan ternak. Penanganan cepat dilakukan dan dapat tertangani semua," lanjutnya.