HARIAN MERAPI - Pengemis, gelandangan dan orang terlantar (PGOT) ditemukan banyak berkeliaran di sejumlah wilayah dalam beberapa pekan terakhir termasuk saat libur panjang dan cuti bersama Hari Raya Idul Adha.
Seiring dengan itu, operasi digencarkan dengan melakukan penertiban setelah keberadaan PGOT tersebut dikeluhkan masyarakat.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Sukoharjo Heru Indarjo, Minggu (2/7/2023) mengatakan, PGOT diketahui marak berkeliaran setelah banyak laporan keluhan masyarakat. Disisi lain juga menjadi temuan petugas saat melakukan patroli wilayah.
Baca Juga: Polda Jawa Tengah tangani 46 TPPO lintas negara, ini motifnya
Keberadaan PGOT tersebut diketahui banyak berada disejumlah tempat seperti di pinggir jalan, pasar tradisional, bangunan kosong hingga di pusat keramaian perekonomian. Para PGOT tersebut diketahui baik dalam posisi sendiri dan bergerombol.
PGOT tersebut berkeliaran dengan meminta uang kepada warga yang ditemui. Modus yang digunakan dikatakan Heru Indarjo seperti mengamen, mengemis hingga sekedar meminta dengan cara paksa. Hal ini banyak dikeluhkan warga.
Satpol PP Sukoharjo mengetahui keberadaan PGOT langsung melakukan penertiban. Operasi bahkan digencarkan disejumlah wilayah rawan keberadaan PGOT seperti di Kecamatan Sukoharjo, Bendosari, Grogol dan Kartasura.
"Selain PGOT juga ada temuan anak punk bergerombol dan sudah dilakukan penanganan petugas dengan gencar operasi penertiban wilayah," ujarnya.
Baca Juga: 24 pantai di Bali berpotensi terjadi rob pada 5-8 Juli, berikut rinciannya menurut BMKG
Dalam operasi penertiban tersebut Satpol PP Sukoharjo melakukan penangkapan, pendataan dan pembinaan. Beberapa PGOT dan anak punk yang ditangkap bahkan diketahui membawa minuman keras. Sebagai bentuk tindakan tegas para PGOT dan anak punk yang tertangkap saat operasi penertiban membuat surat pernyataan dan tidak mengulangi perbuatan berkeliaran dan meminta uang kepada warga dengan cara paksa.
"Para PGOT ini diketahui memanfaatkan momen libur panjang dan cuti bersama Hari Raya Idul Adha dengan berkeliaran meminta uang karena tingginya aktivitas masyarakat," lanjutnya.
Satpol PP Sukoharjo sudah meminta kepada para PGOT untuk kembali ke daerah asal. Namun demikian usai dikembalikan, para PGOT tersebut diketahui tetap kembali lagi masuk wilayah Kabupaten Sukoharjo.
"Mereka curi-curi waktu saat dirazia siang hari kondisi wilayah sepi. Tapi saat malam PGOT dan anak punk tersebut datang masuk wilayah Kabupaten Sukoharjo," lanjutnya.
Satpol PP Sukoharjo meminta kepada masyarakat untuk membantu pengawasan wilayah. Apabila ada temuan PGOT di wilayah maka bisa segera dilaporkan kepada petugas terdekat.