Baca Juga: Rutan Bantul produksi film pendek 'Getun', cerita penyesalan seorang napi di dalam penjara
Kegiatan buruh gendong Beringharjo mengaji awalnya digagas oleh para buruh gendong sendiri. Perwakilan buruh gendong meminta bantuan kepada Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Beringharjo untuk mengajarkan membaca Alquran kepada para buruh gendong di Pasar Beringharjo.
"Dulu awalnya buruh gendong minta kepada kami BMT Beringharjo untuk diajari ngaji Iqro. sebenarnya mereka ada pendamping juga dari yayasan Yasanti, tapi tidak sampai ngaji. Dari perwakilan buruh gendong malah datang ke kantor kami minta diajari ngaji," kata Pendamping program buruh gendong Beringharjo mengaji dari BMT Beringharjo, Yanuar Eko Purnomo.
Atas permintaan itu kemudian BMT Beringharjo memfasilitasi mengajarkan membaca Alquran kepada buruh gendong secara sukarela atau tanpa dipungut biaya. Purnomo terketuk untuk mengajari secara sukarela karena buruh gendong Pasar Beringharjo yang sibuk dengan aktivitasnya bekerja, dengan sendirinya datang meminta bantuan untuk belajar mengaji.
Baca Juga: Daftar objek wisata di Kota Semarang yang bisa menjadi destinasi saat libur Lebaran
Dia menyebut awalnya peserta mengaji hanya 10 orang buruh gendong. Kemudian berkembang menjadi sekitar 30 buruh gendong lalu sekarang sampai sekitar 70 buruh gendong Pasar Beringharjo. Kegiatan buruh gendong Beringharjo mengaji itu rutin diadakan tiap Jumat pukul 12.45 WIB -14.15 WIB sejak sebelum pandemi Covid-19 sampai kini. Bahkan sudah 2 kali melakukan wisuda.
"Ini sukarela. Ibu-ibu tidak bayar," ujarnya.
Menurutnya mengajarkan membaca Alquran kepada ibu-ibu buruh gendong yang sudah berusia tua memiliki kesulitan terkait mudah lupa karena banyak yang dipikirkan. Berbeda dengan mengajar usia anak-anak yang cepat diarahkan. Namun dilihat dari perkembangan kemampuan mengaji para buruh gendong Pasar Beringharjo ada peningkatan. *