Pembina Siksorogo Tony Hatmoko mengatakan bahwa insiden ini merupakan kejadian pertama sepanjang sejarah pelaksanaan Siksorogo Lawu Ultra sejak pertama kali digelar. Mereka menyampaikan duka cita kepada keluarga kedua korban.
“Kami sangat berduka. Seluruh prosedur penanganan medis di jalur telah dijalankan. Fokus kami sekarang adalah memastikan seluruh peserta lain aman serta membantu proses evakuasi korban,” kata Tony.
Penyelenggara juga menegaskan bahwa seluruh pelari telah menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum lomba, serta disediakan pos medis di banyak titik. Namun, mereka mengakui bahwa cuaca buruk menjadi salah satu penyulit utama dalam proses penanganan.
Siksorogo Lawu Ultra 2025 pada 6-7 Desember 2025 kembali menjadi magnet bagi pelari jarak jauh dari dalam dan luar negeri. Total 5.700 peserta tercatat mengikuti lomba tahun ini, dengan pilihan kategori 7 km, 15 km, 80 km, hingga 120 km. Jalur yang disiapkan panitia melintasi kawasan hutan, perbukitan, tebing alami, dan jalur pendakian Gunung Lawu yang dikenal memiliki tingkat kesulitan tinggi.
Untuk memastikan kelancaran acara, penyelenggara menyiapkan sekitar 4.000 relawan, mulai dari marshal, tim medis, hingga pengarah jalur. Namun derasnya hujan yang mengguyur sejak malam hingga siang hari membuat beberapa titik jalur berubah menjadi licin dan rawan longsoran kecil.
Di sisi lain, membludaknya wisatawan yang sedang menikmati akhir pekan di kawasan Cemoro Kandang dan Cemoro Sewu turut menambah kepadatan jalur, terutama pada titik-titik yang biasa digunakan sebagai akses evakuasi. Hal ini membuat proses penanganan korban lebih lambat dari prediksi awal.
Pihak penyelenggara memastikan bahwa laporan lengkap mengenai insiden ini akan disampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Karanganyar dan pihak-pihak terkait. Mereka menegaskan komitmen untuk memperbaiki standar keselamatan pada edisi berikutnya. (Lim) *