HARIAN MERAPI - Palang Merah Indonesia (PMI) bersama Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC), dengan dukungan Pemerintah Jepang dan Yayasan Asia-Eropa (ASEF), menyerahkan peralatan medis untuk meningkatkan kapasitas layanan kesehatan di PMI Jawa Tengah dan PMI Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melalui ASEF Stockpile Project.
Penyerahan ini menjadi bagian dari pengadaan 587 unit peralatan medis (22 jenis barang) yang didistribusikan ke 7 provinsi, 25 klinik, dan 2 rumah sakit PMI. Untuk wilayah Jawa Tengah diserahkan 222 unit (22 jenis barang), dan DIY menerima 84 unit (11 jenis barang).
Baca Juga: Sebanyak 963 warga terdampak erupsi Semeru sudah terima makanan siap saji dari Pemkab Lumajang
Ketua PMI DIY GBPH. H. Prabukusumo, S.Psi menerima secara langsung bantuan di Markas PMI DIY, Gamping, Sleman, Kamis (20/11/2025).
Kegiatan ini merupakan kelanjutan komitmen program Stockpile yang dimulai sejak April 2024 sebagai upaya memperkuat kesiapsiagaan logistik kesehatan dalam menghadapi pandemi COVID-19 dan penyakit infeksius baru lainnya. Peralatan medis yang diserahkan meliputi perangkat pendukung layanan klinis, peralatan emergensi, hingga alat diagnostik dasar yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di fasilitas PMI.
“Di berbagai negara, termasuk Indonesia, menghadapi risiko besar kemunculan berbagai penyakit, apalagi bencana alam yang disebabkan oleh perubahan iklim ikut meningkatkan risikonya. Sebagai negara kepulauan, menyimpan fasilitas medis dasar di setiap wilayah Indonesia sangat penting untuk memastikan respons awal terhadap penyakit menular," kata Haruka Aoki, Perwakilan dari Kedutaan Besar Jepang di Indonesia.
Baca Juga: Bansos Dihentikan Sementara, 7.001 Penerima Manfaat PKH di DIY Terindikasi Terlibat Judol
Menurutnya penyerahan di provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta ini memiliki arti penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat. Jepang berjanji untuk terus berupaya dan bekerja sama dengan Indonesia dalam perjuangan melawan penyakit menular.
Yang Mulia Duta Besar Beata STOCZYŃSKA, Direktur Eksekutif Asia-Europe Foundation (ASEF) dan mantan Duta Besar Polandia untuk Indonesia, Timor-Leste, dan ASEAN (2018–2024) mengatakan, distribusi peralatan medis ini merupakan langkah penting untuk memastikan bahwa fasilitas kesehatan PMI siap merespons secara cepat dan efektif selama keadaan darurat.
Melalui kolaborasi yang kuat antara Pemerintah Jepang, ASEF, IFRC, dan PMI, langkah ini bertujuan memperkuat layanan bagi masyarakat di Jawa Tengah dan Yogyakarta berdasarkan risiko dan kebutuhan spesifik mereka, khususnya dalam menghadapi penyakit menular yang dapat menjadi ancaman kesehatan masyarakat.
Baca Juga: Tiga Korban Masih Dicari, Tim SAR Perpanjang Operasi Bencana Longsor di Desa Cibeunying Cilacap
Jawa Tengah memiliki risiko penularan penyakit yang lebih tinggi karena jumlah penduduk yang besar dan wilayah geografis yang luas, sementara Yogyakarta memiliki riwayat penyakit zoonosis seperti antraks dan merupakan tempat tinggal bagi populasi rentan yang berada di sekitar kawasan vulkanik.
"Fasilitas kesehatan PMI di kedua provinsi tersebut telah menunjukkan kapasitas yang kuat dalam memberikan layanan medis esensial kepada masyarakatnya, itulah sebabnya mereka dipilih untuk menerima dukungan persediaan ini,” ujarnya.
Ketua Bidang Kesehatan dan Sosial PMI Pusat, Prof. Dr. dr. Fachmi Idris, M.Kes, menyampaikan apresiasinya terhadap penguatan layanan kesehatan di tingkat lokal. Peralatan medis diserahkan bukan hanya alat, tetapi sebuah investasi jangka panjang untuk kesehatan masyarakat. Dengan meningkatnya kapasitas klinik dan rumah sakit PMI, kami berharap pelayanan menjadi lebih cepat, lebih efektif, dan lebih siap dalam menghadapi situasi darurat kesehatan apa pun.
“Melalui proyek ini, kami bersama PMI memperkuat kesiapsiagaan kesehatan berbasis sistem—dari gudang hingga fasilitas pelayanan. Pengadaan nasional 601 unit peralatan ke 7 provinsi adalah bukti nyata bagaimana aksi kolaboratif dapat memperkuat ketangguhan komunitas," kata Dwi Handayani, Koordinator Bidang Kesehatan dan WASH IFRC Delegasi Klaster Negara (Indonesia, Brunei Darussalam, Singapura, dan Timor-Leste).